JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Geger, Babi Hutan Alias Celeng Mengamuk dan Serang warga di Banyumas

Babi Hutan Serang Warga hingga Tewas dan Satu Lainnya Luka di Kebumen -istimewa-tribunnews
   
Babi Hutan Serang Warga hingga Tewas dan Satu Lainnya Luka di Kebumen.Tribunnews/istimewa- 

BANYUMAS – Teror serangan babi hutan membuat warga di sejumlah daerah ketakutan. Babi hutan masuk ke kebun dan permukiman di berbagai daerah. Babi hutan tersebut mengamuk dan menyerang warga.

Dalam dua hari terakhir, babi hutan menyerang beberapa warga di Purbalingga, Kebumen dan Banyumas hingga memakan korban jiwa.

Serangan babi hutan di Desa Peniron Kecamatan Pejagoan Kebumen, Senin (12/11/2018) bahkan memakan korban.

Sunardi (65), petani asal Desa Peniron Rt 2 Rw 5 meregang nyawa usai tubuhnya dicabik babi hutan.

Adapun seorang warga lainnya, Sudarti (62) harus dilarikan ke rumah sakit karena luka cukup serius.

Di Purbalingga, Watori (71), warga Desa Tlahab Kidul Rt 4 Rw 2 Kecamatan Karangreja harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terluka parah akibat diserang seekor babi hutan di ladang, Senin (12/11/2018).

Serangan babi hutan membuatnya mengalami luka robek di sebagian anggota tubuhnya, mulai kepala, betis kaki kanan, paha kanan, jari telunjuk tangan kiri serta jempol tangan kanan putus.

Di Banyumas, konflik babi hutan dengan manusia pun terjadi hingga nyawa warga terancam.

Miarto Saprul (64), warga Desa Kedunggede Lumbir Banyumas harus dilarikan ke Puskesmas usai bergulat dengan babi hutan yang masuk ke perkampungan warga, Minggu (11/11/2018).

Baca Juga :  Pemkot Semarang Ancam Pengembang yang Tak Lakukan Kajian Teknis Tata Ruang dan Bangunan Hingga Picu Banjir

Di Kabupaten Banjarnegara, babi hutan masuk ke tempat karaoke dan melukai pemilik usaha hiburan tersebut, akhir Oktober lalu.

Konflik manusia dan babi hutan berpangkal dari perebutan sumber pangan.

Sebagaimana binatang lain, babi hutan memiliki naluri untuk memcari sumber pangan agar bisa bertahan hidup.

Masalahnya, saat hutan tak lagi menyediakan pangan bagi satwa itu, perkebunan warga yang menjadi sasaran.

Satwa liar itu menjelma menjadi hama yang menjadi musuh petani.

Sekretaris Desa Kedunggede Kecamatan Lumbir Wahyu Widodo mengatakan, populasi celeng meningkat karena perkembangbiakannya yang cepat.

Sementara petani belum memiliki metode efektif untuk membasmi binatang liar tersebut.

Berbagai cara dilakukan, mulai perburuan hingga pemasangan perangkap.

Namun hasilnya belum cukup efektif untuk menghentikan populasi satwa itu.

“Dijebak gak kena, dicari di rumahnya tidak ada,” katanya.

Membasmi babi hutan tentu tak semudah mematikan hama serangga yang menjadi musuh petani selama ini.

Binatang itu bukan hanya mengancam hasil pertanian, namun juga nyawa mereka.

Terlebih binatang ini terbilang rakus hingga memakan apapun yang ditanam petani di lahan, mulai tanaman pangan, ubi-ubian, buah-buahan hingga sayuran.

Baca Juga :  Wihaji Layak Ramaikan Bursa Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jateng, Punya Pengalaman dan Jaringan Luas

Petani seringkali hanya menanam, namun tak kebagian menikmati hasil panennya karena dirampas babi hutan.

Padahal, pertanian jadi denyut nadi perekonomian warga untuk kelangsungan hidup.

Karena kewalahan menghadapi serangan babi hutan, menurut Wahyu, para petani akhirnya memilih untuk menanami lahan mereka dengan tanaman kayu-kayuan.

Tanaman yang dimanfaatkan kayunya saat besar ini disebut paling aman dari serangan babi.

Meski nilai ekonominya mungkin lebih rendah dibanding tanaman yang menghasilkan komoditas pangan.

Tetapi untuk menanam bibit pohon ini, para petani pun harus hati-hati.

Mereka tak memakai pupuk kandang karena memicu pertumbuhan cacing yang disukai babi.

“Kalau menanamnya pakai pupuk kandang sama saja dihabiskan babi karena ada cacingnya,” terang dia.

Setelah insiden penyerangan babi terhadap warga ini, pemerintah desa akan memikirkan cara lain yang lebih efektif untuk membasmi.

Pihaknya juga sempat menyampaikan permasalahan ini ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas pada kesempatan tertentu. Harapannya, pemerintah daerah ikut turun tangan dalam menyelesaikan persoalan yang membuat petani menderita.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com