JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Misteri Tes TKP CAT CPNS Yang Penuh Kemiripan dan Menjebak. Dari 1,7 Juta Peserta CPNS, Hanya 8 % Yang Lolos 

Ratusan peserta seleksi CPNS Kota Solo dan Boyolali menumpuk di depan halaman GOR Diponegoro Sragen karena tes harus mundur satu jam karena server error Selasa (30/10/2018). Foto/Wardoyo
   
Ratusan peserta seleksi CPNS Kota Solo dan Boyolali menumpuk di depan halaman GOR Diponegoro Sragen karena tes harus mundur satu jam karena server error Selasa (30/10/2018). Foto/Wardoyo

JAKARTA- Tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di semua daerah saat ini sedang berlangsung. Sebagian sudah muncul nilai dan bahkan belakangan msnjasi sorotan publik.

Sorotan tak lepas dari minimnya jumlah peserta yang bisa lolos dari CAT. Data sementara, dari 1,7 juta peserta yang dinyatakan lolos, ternyata hanya 8 persen saja yang bisa memenuhi suarat minimal passing grade.

Pertanyaan yang rumit hingga waktu pengerjaan yang dianggap terlalu singkat dituding jadi biang keladi. Dan kali ini yang dituding jadi penyulit adalah Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang dinilai misterius dan penuh jebakan.

Sulitnya soal-soal ujian SKD ini diakui oleh salah seorang peserta seleksi CPNS, Puspita Nuari.

“Waktu 90 menit untuk 100 soal itu mepet.Kalau kalimat pertanyaan dan jawabannya mudah dipahami, nggak apa-apa, sih,” katanya.

Dia mencontohkan pembukaan tes Tes Karakteristik Pribadi (TKP) bisa sepanjang 1-2 kalimat.

“Jawabannya mirip-mirip,” kata Pita.

Pita, sapaannya, menyontohkan soal tentang cara menyimpan data perusahaan yang penting. Dalam soal tersebut, peserta diminta memilih salah satu jawaban dari lima opsi jawaban, di antaranya adalah back up data di tempat yang aman, memperbarui antivirus secara berkala, atau mengganti password secara kontinu.

Baca Juga :  Gunung Ruang Meletus 828 Warga Dievakuasi

Pita menilai pilihan yang mendekati jawabannya itu adalah mengganti password secara berkala.

“Mengapa yang satu pakai ‘secara berkala’ dan yang satu ‘secara kontinu’. Bikin bingung saja. Apa bedanya ‘secara berkala’ dan ‘kontinu’,” kata dia.

Untuk Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Pita mengaku tak menemukan kendala. Dia mengatakan TIU merupakan soal yang menyenangkan karena jawabannya sudah pasti, seperti soal memperbaiki ejaan bahasa.

“Soal TWK itu sebenarnya lumayan susah kalau nggak pernah belajar Sejarah dan PPKN yang mendalam. Yang membuat soalnya mudah karena soal itu masih bisa dinalar,” kata dia.

Di tes kali ini, dia mendapatkan total nilai 308 yang terdiri atas 105 TWK, 80 TIU, dan 123 TKP.

“Kurangnya di TKP,” kata Pita yang tahu nini melamar untuk formasi penyuluh di Balai Bahasa Jawa Barat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Kesulitan soal TKP ini juga dirasakan oleh Yanneri Andreas Panjaitan. Peserta tes SKD Kementerian PANRB ini kecewa karena nilai passing grade-nya gagal dengan selisih hanya 1 poin di TKP.

Baca Juga :  Usai Lengser Jokowi Masih Ingin Punya Pengaruh? Pakar: Bisa Lewat Gibran, Asalkan…

“Hanya kurang satu poin saja. Memang tesnya cukup sulit. Apalagi Tes Karakteristik Pribadi,” kata Yanneri usai mengerjakan SKD CPNS di kantor regional IV Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip dari menpan.go.id.

Ada tiga passing grade yang ditentukan BKN, yakni TKP minimal 143, Tes Intelegensia Umum (TIU) minimal 80, dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) minimal 75. Yanneri mengatakan, dirinya tidak menyangka jika TKP menjadi tes yang sulit pada tahun ini.

“Saat kita mengerjakan TKP sangat susah, saya kira TWK dan TIU yang susah ternyata TKP,” kata Yanneri.

Sama seperti Yanneri, Resqiyati Najib mengatakan pasrah dengan hasil tes CAT (computer assisted tes/CAT) yang baru dilaluinya.

“Saya tidak nyampe passing grade. TWK dan TIU yang saya kira susah ternyata lulus, tapi TKP jeblok,” kata Resqiyati.

Ia juga menilai, dengan sistem CAT ini sangat baik serta transparan jika dibandingkan dengan tes CPNS terdahulu yang masih manual menggunakan kertas.

“Dengan menggunakan Sistem CAT, penyelenggaraan CPNS menjadi sangatlah ketat, dan sangat transparan. Nilai yang dihasilkan langsung dapat dilihat ketika peserta selesai ujian,” kata Resqiyati. (*/Wardoyo)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com