Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Tawon Gung Serang Warga dan Wisatawan, Gunung Api Purba Nglanggeran Patuk, Gunungkidul Ditutup Sementara

Suasana di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul DIY . Foto: tempo.co

JOGJA – Objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul DIY ditutup sementara karena adanya serangan tawon gung. Penutupan telah dilakukan sejak Minggu, (18/11/2018) dan hingga hari Rabu (21/11/2018) masih tetap ditutup.

“Sudah tiga hari terakhir ini, sejak Minggu (18/11/2018) obyek kami tutup dulu karena ada serangan tawon yang melukai wisatawan dan anggota pengelola objek,” kata Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Api Purba Nglanggeran Sugeng Handoko Rabu (21/11/2018).

Sugeng menceritakan, serangan tawon jenis tawon Jawa atau oleh warga sekitar disebut tawon gung setidaknya sudah melukai delapan orang, di mana dua korban diantaranya merupakan anggota Pokdarwis Gunung Api Purba Nglanggeran. Serangan paling banyak terjadi di kawasan sekitar puncak gunung api tersebut atau yang kerap menjadi obyek untuk trekking wisata.

Para wisatawan dan petugas yang terserang itu pun seluruhnya dilarikan rumah sakit untuk mendapat perawatan. Sedangkan untuk dua petugas yang terkena sengatan sempat diopname selama satu malam. Luka yang diderita warga karena sengatan itu bisa banyak di beberapa titik tubuh. Bahkan saat warga turun dari puncak, tetap dikejar kawanan tawon berjumlah ratusan itu.

“Kami belum bisa putuskan sampai kapan dibuka, kami akan evaluasi dua hari lagi ke depan apakah sudah memungkinkan belum kawasan puncak dibuka,” ujar Sugeng.

Sugeng menuturkan, dari informasi sementara yang diperoleh, serangan tawon terjadi karena sarangnya yang berada di dekat puncak gunung diketahui dan diserang sekelompok burung jenis elang. Beberapa elang salah satu makanannya adalah anakan tawon gung.

“Kami melihat ada tiga ekor burung, dua ekor elang bido dan satu jenis alap-alap, yang kemungkinan besar menyerang sarang tawon itu untuk mencari makan dan membuat sarang tawon itu diabul-abul (diacak-acak),” ujar Sugeng.

Pokdarwis Gunung Api Purba Nglanggeran saat ini masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait seperti untuk menemukan cara efektif mengatasi persoalan itu. Apakah dengan pengasapan atau memindah ratu tawonnya. “Yang jelas kami tak akan memburu elang atau tawonnya, karena satwa itu habitatnya di gunung ini,” ujar Sugeng.

Exit mobile version