
WONOGIRI-Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengimbau tidak ada anggota keluarga yang merokok.
Menurut Bupati, merokok merupakan salah satu penanda status kesehatan sebuah keluarga dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat. Dampak merokok itu minimal adalah berkurangnya pendapatan keluarga karena uangnya dipakai membeli rokok.
“Dampak lebih besar adalah dari sisi kesehatan keluarga,” jelas Bupati saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan deklarasi desa pelaksana lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Waru, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Senin (12/11/2018).
Dia menyebutkan, melepaskan diri dari ketergantungan rokok itu membutuhkan kesadaran.
Sementara indikator lain dalam Program Indonesia Sehat adalah keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Saat ini masih ada sekitar 80-90 persen pasangan usia subur (PUS) di Wonogiri belum mengikuti program KB. Dia berharap 100 persen PUS kelak akan mengikuti program KB.
Pihaknya juga bertekad untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas. Tahun ini APBD Wonogiri menganggarkan Rp 870 juta untuk pemberian makanan tambahan.
Dia berharap, desa-desa lain di Wonogiri juga menerapkan lima pilar STBM. Kelima pilar tersebut, antara lain tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan memakai sabun, mengelola air minum rumah tangga, mengelola sampah rumah tangga, dan mengelola limbah cair rumah tangga.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri Adhi Dharma menerangkan, desa/kelurahan yang sudah menerapkan STBM adalah Desa Waru dan Karang (Kecamatan Slogohimo), Kelurahan Wonokarto (Kecamatan Wonogiri), Desa Sumberejo (Kecamatan Jatisrono), Desa Pasekan dan Basuhan (Kecamatan Eromoko), Desa Banyakprodo (Kecamatan Tirtomoyo) dan Desa Duren (Kecamatan Jatiroto). Aris Arianto