KARANGANYAR -Pemkab Karanganyar menyerahkan uang tali asih kepada 84 keluarga korban bencana alam periode September-November 2018. Dalam kesempatan itu, diserahterimakan pula 4.000 bibit pohon milik Perum Jasa Tirta 1 Surakarta dalam program mitigasi bencana alam oleh CSR perusahaan tersebut.
“Uang ini diberikan kepada keluarga terdampak korban bencaba alam. Semoga membantu mengurangi bebannya,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Bambang Djatmiko di rumah dinas bupati, Jumat (21/12/2018).
Berdasarkan klasifikasi, enam keluarga masuk kategori korban berhunian rusak berat berhak menerima masing-masing Rp 5 juta. Kemudian 13 keluarga berhunian rusak sedang berhak masing-masing Rp 3 juta.
Sedangkan 65 korban berhunian rusak ringan berhak masing-masing Rp 1 juta-Rp 1,5 juta. Tali asih dalam program bantuan sosial keuangan itu diterima tunai tanpa potongan. Adapun nilai total tali asih bersumber APBD 2018 Rp 163 juta. Rumah mereka rusak akibat puting beliung, kebakaran maupun faktor alam lainnya.
“Tersebar di 28 desa di 12 kecamatan. Silakan menggunakan uang itu untuk kebutuhan membenahi rumah,” katanya.
Salah satu penerima tali asih, Sunarni mengaku memperoleh Rp 1,5 juta. Itu berarti, kerusakan rumahnya dikategorikan rusak ringan.
“Kejadiannya sudah dua bulan lalu. Angin kencang menerbangkan atap saya. Pagi harinya dibantu membenahi secara gotong-royong. Nanti uangnya dipakai membeli genting,” ujar wanita asal Desa Beruk, Jatiyoso ini.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang mengatakan CSR Perum Jasa Tirta I Surakarta kembali berpartisipasi dalam program mitigasi bencana alam.
Perusahaan tersebut menghibahkan 4 ribu bibit tanaman berbatang keras untuk ditanam di lahan kritis sejumlah wilayah seperti di Jenawi, Kerjo, Karangpandan, Jumantono, Jumapolo dan Jatiyoso.
Secara simbolis, hibah bibit diserahkan oleh Kepala Sub Divisi Jasa Tirta Asa 3/2 Perum Jasa Tirta 1 Surakarta, Achmad Syuhairus Syam ke Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Bupati meminta warga tak menyalahkan Allah atas bencana atau musibah yang terjadi.
“Butuh waktu mendata panjenengan. Tidak bisa langsung memberikannya sesaat setelah kejadian. Manfaatkan secara baik. Banyak bersyukur kepada Tuhan. Jangan sekali-kali menyalahkan-Nya atas apa yang terjadi,” ujar bupati. Wardoyo