Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Akhir Pekan ini di Jogja akan Digelar Musik Keroncong, Festival Lampion Hingga Festival Kuliner, Anda Pilih yang Mana?

Suasana di Kotagede saat pergelaran Pasar Keroncong 2017. (Dok. Pasar Keroncong Kotagede). tempo.co

JOGJA – Berbagai acara seru akan digelar pada Sabtu-Minggu, 15-16 Desember 2018 di Yogyakarta. Mulai dari pertunjukan seni hingga festival kuliner. Setidaknya ada lima pilihan bagi wisatawan yang sedang meloncong ke Yogyakarta.

1. Pasar Keroncong Kotagede 2018
Digelar pada 15 Desember 2018 pukul 19.00 di seputaran Pasar Kotagede, Pasar Keroncong Kotagede diselenggara untuk keempat kalinya. Merupakan sebuah ajang saling bertemunya pelaku keroncong maupun penikmat keroncong. Tahun ini masih dengan 3 panggung dan berbagai orkes keroncong diharapkan bisa menjadi ajang interaksi pelaku dan penikmat keroncong. Ada 14 orkes keroncong yang ambi bagian. Adapun lokasi panggung antara lain Panggung Loring Pasar di Utara Pasar Kotagede, Panggung Kajengan di utara Masjid Perak (SMA Muh 4 Yogyakarta), dan Panggung Sopingen di Halaman Pendopo Sopingen.

2. Festival of Light Kaliurang
Bertempat di Gardu Pandang Kaliurang Kabupaten Sleman Yogyakarta, festival ini diadakan pada 15 Desember 2018. Wahana lampion “Festival of Light Kaliurang” dikemas dengan konsep terbaru bertajuk Love Is In The Air. Dalam featival lampion ini akan hadir Giant Lantern yang megah yang diberi nama Terminus Victoria, ada pula Hot Air Baloon untuk menikmati pemandangan Kota Yogya dari ketinggian. Ditambah keindahan Taman Lampion yang mempesona. Di acara ini ada pula aneka wahana permainan seru untuk keluarga. Festival lampion ini akan berlangsung hingga 20 Januari 2019. Setiap hari buka mulai pukul 16.00-22.00, dan saat hari libur antara pukul 16.00-23.00. Harga tiket hari biasa Rp 20 ribu dan saat akhir pekan Rp 25 ribu.

3. Pameran Fotografi Djaduk Ferianto Meretas Bunyi
Pembukaan pameran dilakukan pada 15 Desember 2018, pukul.19.00 di Bentara Budaya Yogyakarta. Seniman sekaligus pentolan grup musik etnik, Kua Etnika Djaduk Ferianto lah yang bakal menggelar pameran fotografinya. “Meretas bunyi“ artinya membedah bunyi yang muncul, mencari asal mula suara yang tercipta, mendedah bagaimana hal-hal yang sulit dijelaskan bisa menjadi musik. Meretas bunyi juga bisa berarti sebuah upaya untuk menjelaskan bagaimana sesuatu yang semula tidak berwujud menjadi bunyi yang sederhana, serta mudah didengarkan.

Lewat pameran ini, Djaduk ingin mengatakan bahwa fotografi hanya menjadi medium. Fotografi telah menjadi bagian dari proses ulang-alik kekaryaannya. Sebuah bagian utuh kedirian Djaduk yang juga seorang musisi, seniman teater, dan perupa. Pembukaan pameran ini dimeriahkan oleh musik dari KUA Etnika dan Jazz Mben Senen.

4. Pembukaan Setren Opak
Setren Opak merupakan salah satu destinasi wisata baru di Sitimulyo yang menyuguhkan wisata kuliner dan susur Sungai Opak dengan perahu yang berlokasi di Pedukuhan Karangploso Piyungan, Bantul. Nah, pembukaan objek wisata baru ini dilakukan pada 16 Desember. Grand opening dilakukan oleh putri pertama Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi ini dimeriahkan oleh berbagai atraksi.

Selain wisata Susur Kali Opak, di dermaga Setren Opak, terdapat beberapa armada air, seperti perahu kano, dan perahu rakit bermesin. Berkeliling dengan perahu selama 15 menit tentunya seru juga.

Sate kambing muda Klatak di Jalan Imogiri Timur, Bantul. Yang dikasih bumbu cuma garam dan merica, tusuk sate tidak terbuat dari bambu atau lidi. Tetapi menggunakan jeruji sepeda onthel. Tempo/Muh Syaifullah.

5. Java Heritage Culinary
Berupa kegiatan pameran kuliner bertajuk Java Heritage Culinary 2018 yang digelar Java Promo. Berlokasi di Lapangan Sentono Candi Prambanan pada 15 Desember antara pukul 90.00-17.00. Adapun rangkaian kegiatanya meliputi Exhibition Culinary dari 16 anggota Java Promo, live cooking oleh Sisca Soewitomo, lomba memasak makanan lokal soto nusantara, dan Latte Art Fun Battle Competition.

Dalam Exhibition Culinary akan menghadirkan kuliner khas daerah anggota Java Promo. Misal, dari Bantul ada mie lethek dan sate klathak, dari Temanggung ada kopi Mukidi dan brongkos kepala kambing, dan sebagainya.

Exit mobile version