JOGLOSEMARNEWS.COM Panggung Seni Budaya

Cimahi Sulap Heritage Militer Jadi Objek Wisata, Pengunjung Diantar Dengan Bus Wisata

   
Tempo.co

Wisata histori,  selain menjadi sarana hiburan, juga bisa menjadi sarana edukasi yang cukup menarik. Apalagi bila digarap dengan apik.

Di Karanganyar contohnya, pabrik gula yang mangkrak bisa disulap menjadi kawasan wisata sejarah yang cukup eksotis dan bernilai seni tinggi.

Di Solo ada benteng Vastenburg dan di Jogka ada benteng Vredeburg. Keduanya memiliki nilai histori sejak zaman Belanda.

Berada di Baros, Cimahi, The Historich merupakan bangunan lawas yang dibangun sebagai tempat militer Belanda di masa lalu untuk kumpul-kumpul dan berpesta. Kini kompleks itu dibangun menjadi kawasan wisata yang cukup menarik.

Hal itu didukung dengan adanya  hibah bus wisata dari Pemprov Jawa Barat. Pemerinah Kota Cimahi berencana menggunakan hibah tersebut  sebagai  sarana transportasi untuk mengantarkan wisatawan yang akan berkunjung ke bangunan-bangunan heritage militer di Kota Cimahi.

“Kota Cimahi dulu adalah tangsi-tangsi militer saat era penjajahan Belanda. Tangsi militer ini banyak peninggalan zaman Belanda, salah satunya tangsi militer di Pusdikarmed, RS Dustira, Stasiun Kereta Api, Lembaga Pemasyarakatan Poncol atau Masmil, Gedung 4, Gedung Historich,” papar Wakil Wali Kota Cimahi Ngatiyana.

“Tujuannya mendatangkan wisatawan. Walaupun Kota Cimahi kecil, bus dilirik oleh wisatawan baik dari dalam negeri dan luar negeri. Sehingga tujuannya adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kota Cimahi,”  dia menambahkan.

Ngatiyana mengatakan,ada sejumlah potensi wisata yang bisa digarap sekaligus satu paket dengan wisata mengunjungi bangunan heritage militer di kotanya. Dia mencontohkan, di Kota Cimahi juga terdapat kompleks kuburan warga negara Belanda yang hingga kini masih sering dikunjungi keluarganya dari Belanda.

“Di sana ada 6.500 makam orang-orang Belanda, yang sekarang ada di Kerkoff. Kebetulan keluarganya yang datang dari Belada sering datang ke sana,” kata dia.

Di Cimahi juga terdapat kampung adat Cireundeu yang punya kebiasaan unik.

“Bus pariwisata ini rencananya juga akan digunakan sampai ke Cireundeu. Itu ada wisata kampung adat yang setiap hari makannya singkong. Di situ ada wisatanya, termasuk teater, serta kuliner, digelar di situ”.

Ngatiyana mengatakan, Kota Cimahi sedikitnya membutuhkan 7 unit bus pariwisata. Satu unit sudah diperolehnya hari ini dari hibah provinsi dari CSR Bank BJB.

“Desainnya kebetulan Kang Emil (Ridwan Kamil) memberikan khusus untuk Kota Cimahi, desainnya, itu warnanya identik dengan Kota Militer, diberikan untuk Cimahi. Kami ngikut,” kata dia.

Sementara soal nama, dipilih sendiri dari sejumlah opsi yang ada. “Tadinya ada beberapa alternatif. Ada Kuaci, tapi akhirnya disetujui Sekoci, Saba Kota Cimahi, itu identik dengan Cimahi dan Sundanya ada. Saba itu artinya blusukan”.

Dia berharap masih mendapatkan tambahan bus pariwisata tahun depan karena keterbatasan anggaran Kota Cimahi.

“Kita memulai dari hibah dulu dari provinsi,” ucap Ngatiyana.

Pada pelaksanaan wisata Heritage Militer perdana tahun depan, Ngatiyana mengatakan,
siswa TK akan mendapat giliran pertama.

“Untuk awal anak-anak TK kita ajak naik bus ke sana, untuk menumbuhkan rasa mencintai tanah air, mencintai wilayahnya, dan menumbuhkan rasa kebangsaan dengan bela negara,” katanya.  #tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com