SRAGEN- SMAN 3 Sragen terus berupaya untuk lebih mengembangkan keberadaan media informasi digital maupun media internal sekolah. Sebagai wujud keseriusan, pihak sekolah mengasah kemampuan para siswa anggota organisasi Jurnalistik De Smaga yang menggawangi jurnalisme di sekolah setempat.
Salah satunya dengan menggelar pelatihan jurnalistik dasar, Rabu (12/12/2018). Sebanyak 30 siswa anggota Jurnalistik De Smaga antusias mengikuti pelatihan jurnalistik yang menghadirkan dua pemateri, Andi Kurniawan (Metro TV) dan Wardoyo (Joglosemar).
Selama hampir tiga jam, mereka dibekali ilmu jurnalistik mulai dari teori hingga praktik penulisan berita. Pelatihan itu dipusatkan di Aula SMAN setempat.
Ketua Organisasi Jurnalistik De Smaga SMAN 3 Sragen, Dimas Aditya Nugraha mengungkapkan pelatihan itu digelar dalam rangka menambah pengetahuan dan kemampuan anggotanya dalam hal jurnalistik. Hal itu dalam rangka mempersiapkan sejumlah produk jurnalisme di SMAN 3 seperti pembuatan film pendek, dokumentasi, majalah internal sekolah dan mading.
“Produk yang akan dibuat dalam waktu dekat ini adalah mading dan majalah internal sekolah. Ini sebagai persiapan. Alhamdulillah tadi peserta sudah diberi pelatihan, harapannya pengetahuan jurnalistiknya bisa lebih maju. Bisa tahu lebih banyak tentang jurnalistik,” paparnya seusai kegiatan.
Dimas menguraikan organisasi Jurnalistik De Smaga beranggota 30 siswa. Organisasi intern sekolah itu memang hadir untuk menangani kegiatan maupun produk jurnalistik yang selama ini sudah menjadi program berkelanjutan di SMAN 3.
Kepala SMAN 3 Sragen, Beti Marga Sulistyawati mendukung penuh kegiatan siswa di organisasi Jurnalistik De Smaga. Bahkan pihaknya sangat berharap nantinya mereka bisa lebih mengembangkan media dan sarana informasi internal sekolah baik dalam bentuk majalah sekolah, maupun website sekolah yang selama ini sudah ada.
“Kalau majalahnya diterbitkan setahun sekali. Harapan kami nanti websitenya juga bisa lebih dihidupkan lagi. Sudah ada, cuma sekarang masih perlu pengembangan lagi. Nanti mereka bisa lebih kreatif mengisi kontennya, tapi tetap harus ada pembina yang memfilter websitenya,” terangnya. Wardoyo
.