SRAGEN- Calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno menggelar kampanye dialogis dengan blusukan ke Pasar Bunder Sragen, Minggu (30/12/2018). Bertemu dengan ratusan pengunjung dan warga berbagai kalangan, Sandi menjanjikan beberapa program seperti harga sembako murah dan stabil, stop impor pangan dan kemudahan lapangan kerja.
Sandi terjun menyapa pedagang dan warga dengan didampingi Waket DPP Gerindra, Ferry Juliantono, Sekjen DPD Gerindra Jateng, Sriyanto Saputro dan sejumlah pengurus DPC Gerindra Sragen.
Ratusan warga dan pedagang tampak antusias menyambut kunjungan Sandi. Bahkan tak sedikit yang mengabadikan momen dengan memonta foto selfie dengan Cawapres berkacamata itu.
Tiba sesi dialogis, sejumlah perwakilan warga mengutarakan problem dan keluhannya.
“Siapa di sini yang punya utang, banyak?,” tanya Sandi dijawab serempak oleh pedagang yang menyemut di depannya.
Sandi pun menjawab jika diamanahi terpilih di Pilpres 2019, dirinya bersama Capres Prabowo Subianto siap untuk mengangkat derajat pedagang kecil dan wong cilik.
“2019 kalau kami terpilih, lunas utangnya,” ujarnya lagi.
Ia kemudian menyebut bahwa Sragen punya julukan Bumi Sukowati yang artinya cinta keindahan. Kemudian Sandi menanyakan apakah warganya sudah merasakan sejahtera, adil, makmur, warga pun menjawab belum secara serentak.
“Nyari kerja di sini gampang nggak. Susah banget?” sahutnya menirukan jawaban warga.
Lalu ia menyebut jika diamanahkan terpilih, bersama Prabowo akan membuka lebar lapangan kerja untuk anak muda di Sragen. Tak hanya itu, Sandi juga menjanjikan harga BBM, tarif dasar listrik dan harga sembako akan diturunkan lebih terjangkau.
Ia juga tak lupa menyinggung soal pertanian. Sandiaga menyebut Sragen padi berlimpah, namun banyak petani dan pemuda tak mau lagi bertani.
“Kita akan setop kebijakan impor beras saat panen yang membuat harga gabah anjlok saat panen. Obat-obatan pertanian akan murah, pupuk terdistribusi dengan baik dan murah,” lanjut Sandi.
Di bagian akhir, Sandi menyampaikan juga akan menghapus praktik outsorching yang menyengsarakan buruh. Setelah satu jam bersama pedagang, ia kemudian melanjutkan salah dhuhur di Masjid Raya Al Falah Sragen dilanjut makan siang di RM Ayam Geprek Sragen. Wardoyo