SOLO—Pemeran film bergenre horor “DreadOut” M Riza Irsyadillah dan Suzana Sameh menyapa penggemarnya di Solo Paragon Mall, Sabtu (5/1/2019). Sambutan histeris dan hangat langsung menyapa keduanya dari kalangan anak-anak muda yang siang itu memang ingin menonton film tersebut.
DreadOut mulai tayang di sejumlah bioskop di Indonesia sejak Kamis (3/1/2019). Di film DreadOut, Irsyadillah berperan sebagai Beni dan Suzana sebagai Dian. Pemeran utamanya adalah Caitlin Halderman sebagai Linda. Selain mereka bertiga ada Marsha Aruan sebagai Jesica, Ciccio Manassero sebagai Alex, Jefri Nichol sebagai Erik.
DreadOut merupakan prekuel game video yang berdurasi selama 2 jam 8 menit. DreadOut bercerita tentang sekumpulan anak SMA yang pergi ke sebuah gedung tua nan angker.
Di cerita film itu, Linda diminta oleh seniornya, Erik, Beni, Alex, Dian, dan Jessica untuk menemani masuk ke sebuah gedung tua. Tak sengaja, Linda malah membuka portal dunia gaib.
“Kita ke gedung tua itu untuk live streaming (siaran langsung). Biasa lah anak muda pengin cari sensasi dan cari follower di media sosial gitu, karena memang gedungnya terkenal angker dan sering ada kejadian aneh,” ujar Irsyadillah.
“Tapi di situ (gedung tua) kita malah seperti adventure (berpetualang) di dunia lain. Seram. Menegangkan. Kemudian kita berusaha untuk selamat aja dari adventure itu,” tambahnya.
Suzana menambahkan, DreadOut sebenarnya adalah film horor adventure yang beda dengan film-film horor pada umumnya.
“DreadOut itu kan berasal dari game ya, dan game-nya sudah lumayan booming, sudah menginternasional juga. Jadi ini beda dengan film horor lainnya, apalagi dibuat oleh orang Indonesia,” katanya.
Irsyadillah menimpali, jika di film itu pemeran Linda bisa melawan setan dengan sinar handphone. Tapi sebelum itu ada latar belakang ceritanya, ada alurnya kenapa bisa sampai seperti itu. “Sang sutradara sering bertukar pikiran dengan yang bikin game ini sebelum memutuskan untuk membikin film DreadOut,” ujarnya.
Untuk segmentasi penonton, tambah Iryadillah, yang pertama adalah para gamers, kemudian masyarakat pencinta film horor, dan anak-anak muda pada umumnya.
“Intinya kita nggak mau kecewain para gamers, kok gini sih filmnya, kok gitu. Kalau pun ada bedanya dengan di game itu hanya untuk mendukung cerita saja,” timpal Suzana.
DreadOut cukup menarik untuk disaksikan karena mengandung cerita yang misterius sejak awal. Rasa penasaran penonton seolah dipupuk lewat adegan demi adegan.
Kelebihan dari film ini adalah transisi yang rapi dari adegan serius ke adegan humor yang berhasil membuat tertawa. Salah satunya ketika Erik, Beni, Alex dan Dian membicarakan portal alam gaib dengan petugas keamanan gedung.
Adegan cukup menghibur juga ditampilkan oleh karakter hantu yang cukup seram, yakni hantu kebaya merah yang diperankan oleh Rima Melati Adams. Hampir setiap adegan yang menampilkan hantu kebaya merah, terasa cukup menegangkan. Terlebih ketika ia mengeluarkan kekuatannya.
Akting-akting aktor dan aktris muda dalam film ini juga layak mendapat tepuk tangan. Sang sutradara, Kimo Stamboel sukses mengarahkan mereka dengan baik hingga akting terasa natural dan sesuai dengan kebutuhan cerita. Hal lain yang patut dipuji adalah efek visual. Kurang lebih sebanyak 40 persen film DreadOut dipoles dengan efek visual, semuanya terlihat bagus. Jadi, makin penasaran kan?. Widi Purwanto