JAKARTA – Selama masa kampanye, pasangan Capres Jokowi-Ma’ruf Amin lebih sering mengusung tema kesehatan. Sementara lawannya, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno lebih mengedepankan sektor ketenagakerjaan.
Hal tersebut merupakan hasil survei teranyar yang dilakukan oleh lembaga survei Alvara Research Center.
Dalam survei yang dilakukab per Desember 2018, tema kampanye yang sering disosialisasikan pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan Ma’ruf Amin adalah pelayanan kesehatan dengan presentase 73,3 persen, pembangunan infrastruktur (56,8 persen), pelayanan pendidikan ( 55,5 persen), lapangan kerja (24,3 persen), pelayanan transportasi publik (23,7 persen).
Sedangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, tema yang sering dikampanyekan kepada publik adalah kemudahan lapangan kerja dengan presentase 37 persen, stabilitas harga bahan pokok ( 31,5 persen), kondisi ekonomi nasional (27,9 persen), pelayanan kesehatan (26,9 persen), dan pelayanan pendidikan (24,1 persen).
“Dari sini kita bisa lihat tema kampanye Jokowi-Ma’ruf lebih mentikberatkan pada kesehatan, infrastruktur, dan pendidikan. Sementara tema kampanye Prabowo-Sandi lebih menitikberatkan pada isu-isu seputar ekonomi, terutama terkait tenaga kerja dan stabilitas harga,” kata Hasanuddin Ali, CEO dan Founder Alvara Research Center di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
Survei Alvara juga mencatat elektabilitas Jokowi – Ma’ruf masih unggul atas Prabowo- Sandi. Dalam survei itu, angka elektabilitas Jokowi – Ma’ruf 54,3 persen sedangkan Prabowo – Sandiaga sebesar 35,1 persen.
Menurut Hasan kedua kandidat masih punya kesempatan untuk meningkatkan elektabilitasnya. Ia berujar rangkaian debat pilpres yang dilakukan sebelum hari pencoblosan dapat dimanfaatkan masing-masing paslon untuk mendongkrak elektabilitas itu.
“Masih ada waktu bagi kedua pasangan untuk meningkatkan elektabilitasnya. Debat Capres akan menjadi panggung penting dalam mengemukakan program yang memberi harapan kepada pemilihdan akhirnya menjatuhkan pilihan akhir,” ujar Hasan.
Survei digelar pada 11-24 Desember 2018 dengan melibatkan 1.200 responden yang memiliki hak pilih di seluruh provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan ialah multistage random sampling dengan wawancara responden. Rentang margin of error sebesar 2,88 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. #tempo.co