JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Terungkap 17 Remaja Korban Bisnis MLM yang Terlantar di Gemolong Sragen Akui Tergiur Gaji Besar. Perbulan Dijanjikan Rp 3 Juta, Setahun Bisa Dapat Bonus Rp 4 Miliar

   
Penyidik Reskrim Polsek Gemolong saat memintai keterangan dua remaja korban bisnis MLM di Sragen Kota yang ditemukan terlantar di rumah kontrakan Gemolong, Rabu (9/1/2019) dinihari. Foto/Wardoyo

SRAGEN- Kasus temuan 17 remaja dan ABG yang diamankan terlantar di dua rumah kontrakan di Dukuh Kategan RT 3, Kelurahan Gemolong, Gemolong, Selasa (8/1/2019) malam seolah membuka tabir soal bisnis berkedok MLM yang mereka ikuti.

Mereka mengaku sampai rela meninggalkan kampung halaman dan berbulan-bulan ngontrak terlantar hanya gara-gara tergiur janji gaji besar dari bisnis multi level marketing berlabel *-Net yang berpusat di Sragen Kota itu.

Dari hasil pendataan, mereka semuanya berasal dari luar Sragen. Ada dari Purbalingga, Kebumen, Banjarnegara, hingga Wonosobo.

Dari pangakuan beberapa remaja saat diamankan di Mapolsek Gemolong, mereka tergiur tawaran gaji perminggu sampai Rp 3 juta dan bonus Rp 4 miliar dalam satu tahun jika punya sayap anggota banyak.

“Mereka kami temukan di dua rumah kontrakan. Saat kami temukan tadi dalam kondisi memprihatinkan. Kadang-kadang sehari cuma makan sekali. Kalau kami melihat, mereka itu korban dari tawaran bisnis MLM yang berpusat di Sragen,” papar Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan melalui Wakapolsek Gemolong, Iptu Aji Wiyono seusai mendata para korban di Polsek Gemolong, Rabu (9/1/2019) dinihari.

Iptu Aji menguraikan dari hasil interogasi, mereka mengaku direkrut oleh seseorang dengan janji-janji dapat suatu hasil besar seperti MLM.

Baca Juga :  Prestasi Gemilang Bintang Lima dan Terbaik TOP BUMD Awards 2024: Inilah Bukti Keunggulan RSUD dr. Soeratno Gemolong Sragen

“Bahkan anak-anak itu dijanjikan setahun bisa dapat penghasilan setahun Rp 4 miliar. Tapi kenyataan mereka untuk makan aja sulit. Ini yang memprihatinkan,” terangnya.

Wakapolsek menyampaikan mereka rata-rata meninggalkan kampung halaman dan bergabung dengan bisnis itu antara sebulan hingga empat bulan. Perihal apakah ada unsur pidana dari bisnis MLM itu, sejauh ini masih dalam pendalaman.

Wakapolsek Gemolong, Iptu Aji Wiyono saat melakukan pencerahan kepada 17 ABG dan remaja yang ditemukan terlantar di dua rumah kontrakan karena tergiur bisnis MLM *-Net, Selasa (8/1/2019) malam. Foto/Wardoyo

Sebab mereka bergabung dengan MLM itu dalam kondisi sadar. Kemudian uang Rp 8,7 juta yang disetor sebagai syarat menjadi anggota, itu dibahasakan sebagai uang untuk membeli produk piringan kaca transparan kecil yang oleh pengelola diklaim sebagai alat terapi.

“Sementara langkah kami hanya mendata, kemudian memulangkan mereka ke keluarganya dulu. Harapannya mereka bisa tersadar bahwa mereka itu sebenarnya tertipu karena dari semua yang kita tanya, belum ada satu pun yang dapat gaji Rp 3 juta semingu. Semoga ini jadi pembelajaran dan perhatian masyarakat semua jangan sampai ikut terjerumus. Kasihan mereka itu masih muda bahkan ada yang masih di bawah umur,” tandasnya.

Menurut Setyo, pemuda asal Banjarnegara, ia mengaku sudah lima bulan bergabung menjadi anggota *-Net di Sragen. Ia menceritakan awalnya diajak gabung oleh temannya berinisial UD namun saat itu hanya ditawari diajak kerja di Solo dengan gaji Rp 3 juta.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

“Setelah sampai sini akhirnya diajak ke gedung presentasi (pusat MLM di Sragen Kota). Saya juga bayar Rp 8,7 juta dapat piringan kaca untuk terapi dan sertifikat sebagai bukti anggota. Sertifikat itu gunanya untuk bisa merekrut orang agar jadi jaringan kita. Saat presentasi, kita dijanjikan kalau dapat 3 (anggota) kanan dan 3 kiri maka dapat bonus Rp 3 juta. Lalu kalau setiap bulan bisa dapat 3 kanan dan 3 kiri (6 anggota baru) di bawah kita, satu tahun kita bisa dapat bonus Rp 4 miliar. Siapa yang nggak tertarik Mas,” tuturnya kepada Joglosemar.

Namun saat ditanya oleh penyidik Reskrim apakah selama lima bulan bergabung, sudah dapat gaji atau bonus yang dijanjikan, Setyo mengaku belum dapat apa-apa. Belasan remaja itu diinterogasi mulai pukul 22.00 WIB hingga dinihari.

Lha koyo ngono kok kamu juga nggak sadar-sadar. Kalian itu jan-jane wis kapusan,” ujar penyidik itu. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com