JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Usir Kebodohan dan Marabahaya, Kerabat dan Abdi Dalem Keraton Kasunanan Gelar Tradisi Tanam Kepala Kerbau

Prosesi kirab ritual penanaman kepala kerbau. Foto/Wardoyo
   
Prosesi kirab ritual penanaman kepala kerbau. Foto/Wardoyo

KARANGANYAR- Keraton Kasunanan Surakarta kembali melaksanakan upacara adat Wilujengan Nagari Mahesa Lawung di Hutan Krendhawahana yang berada di Kecamatan  Gondangrejo, Karanganyar, Senin (07/01/2019). Upacara yang diikuti oleh para kerabat keraton dan abdi dalem ini bertujuan agar terhindar dari segala macam mara bahaya.

Pantauan di lapangan, prosesi ini diawali dengan memberikan aneka sesaji dan mengubur kepala kerbau di lokasi upacara. Ritual adat itu menyita perhatian banyak pengunjung yang menyaksikan jalannya prosesi tradisi tersebut.

Upacara adat ini merupkan wujud rasa syukur atas keselamatan kepada Tuhan yang Maha Esa. Upacara adat sudah ada sejak era Mataram dan sampai saat ini masih terus berlangsung .

Pengageng Budaya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Pangeran Aryo (KPA)  Satrio Hadinegoro,mengatakan, ritual Mahesa Lawung dilakukan setiap hari Senin atau Kamis di Rabiul Akhir atau bulan keempat dalam kalender Jawa dengan tujuan membuang sial atau sifat buruk manusia melalui penguburan kepala kerbau.

Dijelaskannya, ritual Mahesa Lawung,  dimulai dari pagelaran Kraton Solo, yang dipimpin Lembaga Dewan Adat ( LDA)  Kraton Surakarta yang dipimpin GRAy Koes Murtiyah Wandansari (Gusti Moeng).

“ Sesajian, seperti nasi dan lauk pauk,  jajan pasar, buah hingga kepala kerbau bersama organ dalamnya termasuk darah kerbau yang ditutup kain putih terlebih dahulu didoakan oleh para ulama keraton. Sesaji itu dikirab menuju hutan Krendowahono Gondangrejo untuk dikuburkan di sana,” ujar  Satrio.

Satrio menambahkan, kepala kerbau adalah simbol kebodohan yang harus diperangi. Prosesi penguburan kepala  kerbau di hutan  Krendowahono menjadi simbol melawan kebodohan yang harus dikubur.

“ Makna dari kepala kerbau menurut orang jawa adalah  Bodo Longa-Longo Kaya Kebo (Bodoh seperti Kerbau,red). Tidak hanya kepala kerbau, tapi juga kotorannya. Maksudnya, agar sifat bodoh seperti pada kerbau dan kotorannya itu dibuang dan dikubur,” jelasnya. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com