“Kalau karena korsleting, pasti rumah saya juga mati lampu. Tapi ini tidak,” katanya.
Sementara, cucu Ngadinem bernama Nining Wulandari menceritakan warung neneknya yang terbuat dari bambu itu terbakar pukul 00.30 WIB. Ia mencurigai faktor kesengajaan dalam peristiwa itu.
“Padahal wedangan sudah tutup pukul 17.00 WIB. Mustahil kena api kompor gas. Kami memasak menggunakan tungku kayu. Kukut langsung tungkunya diguyur air. Tetangga lihat kobongan dari loteng, kemudian memberitahu kami. Ada listrik hanya buat menerangi teras depan. Sepertinya bukan korsleting,” urainya.
Ia menuturkan akibat kejadian itu semua dagangan, perlengkapan masak, bumbu dan mayoritas bangunan. Beruntung kebakaran tak sampai merembet ke lokasi di sekitarnya karena berhasil dipadamkan oleh para tetangga.
“Padamnya sekitar pukul 02.00 WIB. Enggak panggil PMK,” katanya.
Sedangkan di gudang batako milik Paryono, kebakaran berlangsung sekitar 15 menit. Kejadian diperkirakan pukul 01.00 WIB. Barang miliknya mengalami kerusakan seperti onderdil bekas sepeda motor, ban, satu unit sepeda motor, dan lima unit molen.
Kebakaran juga meluluhlantakkan bangunan semi permanen berukuran 6X4 meter persegi itu.
“Paling parah bagian tengah ke timur. Gudang penyimpanan perkakas kosong. Enggak ada yang lihat, tahu-tahu sudah berkobar. Justru diberitahu kerabat saat lewat lokasi,” katanya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com