Beranda Daerah Karanganyar Harga Cabai Hancur Lebur, Petani di Karanganyar Menangis. Tinggal Rp 5.000 Perkilo,...

Harga Cabai Hancur Lebur, Petani di Karanganyar Menangis. Tinggal Rp 5.000 Perkilo, Rugi Jutaan Rupiah 

Petani cabai di Mojogedang Karanganyar panen cabai di saat harga turun drastis Minggu (17/2/2019). Foto/Wardoyo
Petani cabai di Mojogedang Karanganyar panen cabai di saat harga turun drastis Minggu (17/2/2019). Foto/Wardoyo

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Harga cabai merah besar di tingkat petani mengalami penurunan cukup drastis. Sebelumnya, harga cabai di tingkat petani, Rp 20.000 per kilogram, bahkan sampai Rp 40.000 per kilogram.

Saat ini hanya Rp 5000 per kilogram. Para petani mengaku menjual hasil panennya kepada pengepul yang berasal dari Sragen.

Darmadi, salah satu petai cabai warga Desa Buntar, Kecamatan Mojogedang mengaku tak mengetahui penyebab turunnya harga cabai merah besar ini ditingkat petani.

“Harganya turun drastis mas. Padahal harga tahun sebelumnya cukup tinggi. Penurunan harga cabai ini, praktis tidak dapat menutup biaya produksi,” ujarnya, Minggu (17/02/2019).

Darmadi menjelaskan, lahan miliknya seluas 2000 meter persegi seluruhnya ditanam cabai. Total biaya produksi yang dikeluarkan mencapai Rp 10 juta, yang meliputi untuk pembelian bibit, plasti  dan biaya perawatan.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Biaya tersebut, lanjutnya belum termasuk untuk membayar tenaga kerja. Lahan seluas 2000 meter persegi tersebut, jelasnya, dapat menghasilkan 3 ton cabai. Jika hasilnya dikalikan Rp 5000, hasil yang diperoleh Rp 15 juta.

“ Kita tetap merugi mas. Balik modal saja sudah untung. Kalau pun ada kelebihan, paling hanya sedikit. Padahal kita harus menunggu hingga tiga bulan,”ungkapnya.

Hal yang sama dikeluhkan petani lainnya, Nur Ismail. Dia mengaku  kecewa dengan harga jual cabai yang mengalami penurunan yang cukup tajam.

“Biaya perawatan untuk menanam cabai banyak, seminggu [satu pekan] pengobatan dua kali. Padahal, harga obat baru saja naik. Saya menanam cabai sejak lima tahun lalu, selama ini kami jualnya ke pengepul saja,” ujarnya. Wardoyo