Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Proyek Talud Yang Ambrol di Juwok Sukodono Beranggaran Rp 2,9 Miliar. Dikerjakan PT SP Sragen, Warga Akui Sudah Curiga 

Kondisi talud yang ambrol di jalur Gonggangan-Sukodono di Desa Juwok Sukodono, Selasa (5/2/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN- Proyek talud penopang jalan di jalur Gonggangan-Sukodono tepatnya di Desa Juwok dan Desa Bendo, Sukodono yang ambrol Senin (4/2/2019) diketahui beranggaran Rp 2,918 miliar. Proyek itu dikerjakan oleh rekanan PT Sarana Putra Sragen.

Data itu terungkap dari papan proyek yang masih terpampang di lokasi proyek dekat lokasi talud yang hancur. Pantauan Joglosemar Selasa (5/2/2019), lokasi talud yang ambrol itu ada di dua titik. Yakni talud di jembatan Juwok dan di Jembatan Gonggangan Desa Bendo.

Kerusakan talud di Desa Juwok terbilang sangat parah. Sebab talud di kedua sisi jembatan ambrol total. Tak hanya bagian di dua sisi jembatan yang amblas, talud penopang sepanjang hampir 20 meter di dekat jembatan juga sudah retak dan urugannya ambles sedalam hampir 1 meter.

“Proyeknya mulai sekitar Agustus 2018. Tapi selesainya belum lama. Ambrolnya kemarin sore sekitar jam 15.30 WIB. Yang ambrol di dua sisi semua. Padahal hujan dan airnya juga enggak deras banget. Sejak awal sudah enggak beres, kualitas material dan pengerjaan jauh di bawah spek tapi warga enggak berani ngelokne (menegur),” ujar Ahmad Yajri (42) warga Dukuh Juwok RT 14, Desa Juwok, Sukodono ditemui di lokasi Selasa (5/2/2019).

Dari papan proyek, tercantum bahwa proyek talud itu masuk di proyek

Peningkatan Jalan Gonggangan-Sukodono dengan anggaran Rp 2,918 miliar. Proyek itu dikerjakan dalam durasi 180 hari dengan rekanan pemenang PT Sarana Putra Sragen.

Proyek didanai dari APBD Provinsi Tahun Anggaran 2018.

Proyek jalan dan talud itu memiliki spek panjang 1,65 km dan lebar 4,5 meter. Terkait kerusakan talud itu, Kabid Bina Marga DPU PR Sragen, Albert Pramono Susanto mengaku belum mendapat laporan. Namun ia memastikan akan segera mengecek ke lokasi dan menurutnya jika baru selesai dibangun, maka perbaikan jadi tanggungjawab rekanan.

“Nanti rekanan harus memperbaiki sampai selesai. Itu masih tanggungjawab rekanan,” tukasnya. Wardoyo

Exit mobile version