KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepolisian Karanganyar masih mengintensifkan pemeriksaan dan penyelidikan terkait insiden ketegangan antara dua kelompok massa yang berujung bentrok fisik di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Minggu (24/2/2019) siang.
Pihak Reskrim Polres setempat memastikan sudah memanggil dan memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa yang dilaporkan melukai lima orang dan merusak 10 sepeda motor itu.
“Masih kita lakukan penyelidikan. Kami sudah memanggik dan periksa saksi-saksi. Sudah ada tiga saksi yang kami mintai keterangan,” papar Kapolres Karanganyar, AKBP Catur Gatot Efendi melalui Kasat Reskrim AKP Purbo Adjar Waskito kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (25/2/2019).
Kasat Reskrim menyampaikan tiga saksi itu semua berasal dari masyarakat di sekitar lokasi kejadian. Mereka diperiksa dan dimintai keterangan seputar insiden tersebut.
Menurut Kasat, keterangan mereka diperlukan untuk menentukan kesimpulan bagaimana insiden bentrokan bermula dan apa pemicunya.
“Saksinya dari masyarakat sekitar situ (TKP). Apa yang mereka lihat dan kejadiannya bagaimana yang mereka tahu. Nanti dari keterangan saksi-saksi baru kita simpulkan bagaimana kejadian sesungguhnya,” jelasnya.
Perihal apakah sudah ada yang mengarah ditetapkan tersangka, Kasat Reskrim menyampaikan sejauh ini belum ada. Pihaknya masih mengintensifkan penyelidikan kasus tersebut.
Seperti diberitakan, insiden bentrokan itu terjadi antara dua kelompok yakni PSHT dan rombongan pelayat. Lima orang dilaporkan mengalami luka ringan.
Selain itu, 10 sepeda motor milik para anggota salah satu kelompok massa, rusak dalam insiden yang sempat membuat suasana mencekam tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun Tim JOGLOSEMARNEWS.COM , bentrokan terjadi tepatnya di Jalan Jumapolo-Karanganyar, di Dusun Tugu, Desa Tugu, Jumantono, Karangnyar.
Kronologisnya, menurut sejumlah saksi mata, dua kelompok massa yang terlibat adalah PSHT dan rombongan pelayat yang telah selesai melaksanakan pemakaman jenazah eks napiter Noeim Ba’asyir.
Saat itu, rombongan PSHT hendak menghadiri kegiatan di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Pada saat bersamaan, datang rombongan pelayat dari arah Kota Solo menuju TPU di Polokarto, Sukoharjo. Perjalanan rombongan pelayat tertutup massa PSHT di sekitaran Pasar Bekonang.
Suasana sempat menghangat karena massa PSHT diperingatkan untuk minggir namun diduga malah menggebrak motor. Tapi suasana bisa dikondisikan dan perjalanan kedua rombongan bisa dilanjutkan.
Selesai pemakaman, rombongan pelayat keluar dari TPU. Dari arah berlawanan ada massa PSHT 100 orang yang ditengarai menggeber-geber motor.
Kedua massa akhirnya bertemu dan terjadilah aksi saling serang. Massa PSHT yang sebagian besar masih usia remaja, kocar kacir dan lari masuk ke perkampungan.
Akibat kejadian itu 10 motor anggota PSHT rusak. Sementara lima orang dikabarkan mengalami luka ringan. Wardoyo