SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dua sosok yang pernah dekat Presiden RI, Joko Widodo yakni guru ngajinya, KH Abdul Karim alias Gus Karim asal Solo dan mantan Gubernur NTB, Tengku Zainal Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan kesaksian mereka soal kehidupan pribadi dan figur Jokowi.
Selain kesederhaan, keduanya sama-sama memberikan testimoni soal sosok Jokowi yang dekat dengan ulama serta taat beribadah.
Hal itu terungkap ketika kedua tokoh itu dihadirkan dalam sebuah Talkshow Millenial dan Kebhinekaan Berani Bermimpi dengan tajuk “Bercita-Cita Besar Demi masa depan untuk Indonesia Maju. Jangan Takut dan Bersedih, Allah Bersama Kita”. Talkshow digelar di Gedung SMS Sragen dan diprakarsai oleh koalisi parpol pendukung Jokowi di Sragen.
Di hadapan ribuan kader dan simpatisan pendukung Jokowi-Ma’ruf di Sragen, TGB dan Gus Karim membeberkan bagaimana sosok Jokowi yang selama ini mereka ketahui.
Gus Karim, pengasuh Pesantren Al-Qur’aniyy Solo yang pernah menjadi guru ngaji Jokowi mengakui Presiden Jokowi sebagai sosok yang taat beribadah.
Hal itu ditunjukkan dari kebiasaan Jokowi yang tertib menjalankan salat, salah sunah, tahajud, puasa sunah.
“Saya sering menyaksikan beliau salat tahajud. Beliau juga rajin berpuasa. Bukan cuma di bulan ramadhan, beliau kalau bulan Rajab seperti ini juga sering puasa walaupun cuma satu atau dua hari, ” paparnya.
Gus Karim menguraikan kebaikan Jokowi juga pernah didengarnya dari kesaksian teman di pabrik kayu Rakabu milik Jokowi, Slamet Raharjo semasa Jokowi menjadi Walikota Solo.
Menurut Slamet yang saat itu pernah satu mobil dengan Jokowi dan duaa orang lainnya. Saat Slamet bilang semua lapar, Jokowi yang saat itu sedang puasa, mempersilakan mampir ke warung.
Namun saat singgah di warung dan ketiga orang lainnya makan, Jokowi tetap teguh dengan puasanya, tak terpengaruh dengan ketiga orang yang makan.
“Pak Jokowi waktu itu bilang yen lapar ya mangan, mampir warung. Setelah sampai warung, yang tiga orang jajan. Pak Jokowi mung tenguk-tenguk neng kursi. Pak Slamet Raharjo kemudian tanya Pak Jokowi kok tidak makan, beliau menjawab saya puasa. Dan tidak terpengaruh dengan kanan kirinya. Ora ngganggu kiwa tengene,” tutur Gus Karim.
Tak hanya itu, Gus Karim juga meyakinkan selain ketaatan salat dan puasa, dari segi zakat, dirinya yakin seyakin-yakinnya bahwa Jokowi juga sosok yang tertib mengeluarkan zakat. Dari yang ia ketahui, dia amat meyakini bahwa kadar keislaman dan keimanan Jokowi luar biasa.
“Kesaksian saya, beliau seorang anak yang birul walidain dan berbakti kepada orangtua. Sangat berbakti pada ibunya juga, Hj Sudjiatmi Notomiharjo. Beliau (Sudjiatmi) sering bilang ke saya. Tirakatnya dalam rangka untuk meningkatkan kualitas putra kinasihnya itu juga luar biasa,” urainya.
Kemudian, kesaksian ketiganya adalah soal kesederhanaan Jokowi. Gus Karim memandang Jokowi sangat sederhana dalam tiga hal baik papan, sandang maupun pangan.
Mulai dari saat menjabat walikota sampai naik jadi presiden, rumahnya tidak mengalami perubahan.
“Tambah luas juga tidak. Ya sudah semacam itu. Apalagi kendaraannya, sandangannya. Kita barusaja saksikan pakaian Presiden ya hanya semacam itu. Itu selain Jokowi tidak ada,” katanya.
Sosok Jokowi juga dikenalnya sangat mencintai ulama dan kyai serta sangat hormat. Sehingga jika ada kabar kriminalisasi ulama, menurutnya hal itu pembohongan besar.
Sementara, Tuan Guru Bajang dalam kesempatan itu mengamini apa yang disampaikan Gus Karim soal Jokowi. Menurutnya, sosok Jokowi dinilai sudah cukup memenuhi kriteria kesalihan seorang calon pemimpin.
Selama empat tahun menjadi Gubernur NTB 2014-2018, TGB juga mengenal Jokowi sebagai pribadi yang baik dengan keimanan yang kuat.
“Apa yang disampaikan itu hanya sebagian kecil dan tidak berupa berita dari orang lain tapi kesaksian langsung. Beliau selalu menjaga salat lima waktu, zikir dan istigfarnya,” tukasnya.
Sementara panitia kegiatan itu sekaligus Sekretaris DPC PDIP Sragen, Suparno mengatakan acara itu dihadiri sekitar 2.500 peserta. Talkshow mengangkat tiga tema krusial kebhinekaan, sosok Jokowi dari sisi religi dan usaha ekonomi kecil.
“Kita sengaja undang TGB dan Gus Karim untuk memberi testimoni tentang sosok Jokowi. Ini untuk menjawab berita hoax tentang Jokowi yang diisukan kriminalisasi ulama. Sekaligus memberikan penjelasan kepada kaum milenial tentang sosok Jokowi dari mereka yang pernah menjadi sahabat karib Jokowi,” imbuh Endro Supriyadi, sekretaris panitia. Wardoyo