MALANG, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Proyek Jalan Tol Malang-Pandaan di Desa Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang menabrak situs purbakala Sekaran.
Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan, situs tersebut diduga merupakan bangunan suci dari masa Pra Majapahit.
Wujudnya berupa struktur batu bata yang diperkirakan merupakan kompleks bangunan suci, yang dikelilingi permukiman penduduk.
Jika Situs Majapahit Penting, Jasa Marga Siap Geser Tol Malang
“Merujuk pura atau puri. Puri semacam keraton,” katanya, Kamis (21/201.
Bagian tengah kompleks ditemukan struktur yang berbentuk dinding pembatas. Sehingga disimpulkan bangunan suci ini memiliki ruang yang dibatasi dinding.
Kompleks tersebut dibangun secara klaster. Bangunan klaster meluas sampai ke arah selatan.
Bangunan menghadap Gunung Semeru atau ke arah Timur. Situs berada di dekat Sungai Amprong yang membelah Malang. Bagian tengah, katanya, perlu disingkap untuk meneliti struktur dan kondisi bangunan. Penelitian lanjutan akan dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta.
Penelitian lanjutan dilakukan untuk mencari bentuk bangunan dan menginterpretasikannya. Diperkirakan bangunan ini peninggalan Pra Majapahit.
“Bisa zaman Singhasari atau Kadiri,” katanya.
Bangunan tersebut rusak, katanya, diperkirakan karena sengaja ditinggalkan lantaran ada pergantian kekuasaan, sebelum akhirnya tertimbun.
Pada 1970-1980, banyak warga desa setempat mengambil reruntuhan bata untuk bahan bangunan. Selebihnya, lahan untuk pertanian.
“Ada struktur terguling karena alat pembajak sawah,” ujarnya.
Bangunan utama berupa gapura, sedangkan klaster dibatasi dinding pembatas. Sejauh ini belum diukur panjang dinding.
Luas situs panjang 30 meter lebar 25 meter. PT Jasa Marga Tol Pandaan-Malang membuat parit di sekeliling situs. Jasa Marga juga akan membangun atap untuk menghindari situs dari hujan dan terik matahari.
Sedangkan penjagaannya diserahkan ke Pemerintahan Desa Sukarpuro dengan pengawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur.
Backhoe membersihkan singkapan sisa tanah yang diangkat. Parit keliling dibuat agar air tak menggenangi situs.
Koordinasi dengan Jasa Marga dan BPCB akan dibahas dalam pertemuan di Jakarta.
Data hasil ekskavasi akan disajikan kepada pemerintah melalui Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kedua kementerian yang akan memutuskan kelanjutan proyek jalan tol dan pelestarian situs.