SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir membawa petaka di kompleks Perumahan Griya Saradan Asri di Desa Saradan, Karangmalang. Kompleks perumahan yang berada di tepi sungai itu diguncang longsor Jumat (8/3/2019) pagi.
Satu rumah hancur dan hanyut ke sungai dan lima lainnya ambrol serta retak-retak. Tak hanya itu, satu penghuni dilaporkan mengalami luka setelah tertimpa reruntuhan plafon yang mendadak jebol.
Rumah yang hancur dan hanyut diketahui milik Kuswantoro Prabowo (30) asal Grogol, Solobaru, Sukoharjo. Namun saat kejadian dia tak berada di rumah dan dikabarkan sedang di Jepang.
Sementara lima rumah yang retak dan longsor berada di sebelahnya milik Kristiani Wijayasari (36), kemudian rumah di milik Heru (43) yang berada di belakang rumah Prabowo. Kondisi retak juga melanda dua rumah di depan yakni milik Dian dan Bu Atman.
Kelima rumah itu sementara juga dikosongkan lantaran temboknya sudah rekah dan retakan serta sebagian fondasi sudah ambrol.
“Sebenarnya arus sungai enggak begitu deras. Tapi memang lokasi tanah di sini gerak, sehingga kemarin kena hujan jadi terkikis dan ambrol. Kalau yang hanyut itu orangnya sedang di Jepang. Jadi kosong,” ujar Lala (42) salah satu penghuni di Blok A No 1.
Lala menuturkan sangat terkejut dengan kejadian itu. Pasalnya perumahan bersubdisi itu terbilang baru setahun dibangun.
Sementara, Kristiani yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Prabowo dan ikut ambrol, menuturkan insiden ambrolnya rumah Prabowo terjadi Jumat (8/3/2019) pagi sekira pukul 01.30 WIB. Ia menuturkan saat kejadian, ia dan keluarganya sedang terlelap.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara rekahan dan gemeretak disusul dengan reruntuhan plafon.
“Begitu dengar suara greg greg dan kretek kretek, saya langsung bangunin kedua anak saya dan suami. Saya langsung bawa lari keluar anak saya. Suami baru mau atretin mobil, tiba-tiba sudah breg runtuh atapnya jatuh,” papar Kristiani.
Pegawai yang mengambil rumah secara kredit 20 tahun itu menuturkan sebelum rumah ambrol, siang harinya sudah ada tanda-tanda. Dia melihat retakan di dinding tembok semakin melebar dan lantai juga jebol.
Ia menuturkan perumahan itu memang belum lama dihuni dan baru genap setahun pada 10 Maret besok. Perumahan itu termasuk perumahan bersubsidi dari kerjasama dengan BTN.
Pihaknya berharap pengembang bisa bertanggungjawab mengganti kerugian para pemilik rumah.
“Karena kami trauma dan nggak mungkin lagi tinggal di sini. Ini kami akan ngungsi ke rumah mertua karena sudah ambrol semua,” tukasnya.
Menurutnya, hingga kemarin petang belum ada respon dari pihak pengembang. Sementara beberapa warga menduga ambrolnya beberapa rumah di Perum itu selain faktor tanah yang labil, juga karena konstruksi bangunan utamanya fondasi yang dinilai kurang kuat.
“Urugannya terlihat masih baru dan kurang padat, lalu fondasinya hanya lurus ke atas nggak ada plengsengan sehingga kekuatannya kurang. Kena arus akhirnya jebol begini,” urai Joko, salah satu warga.
Insiden ambrolnya Perum Saradan Permain itu juga mengundang banyak warga untuk berdatangan. Aparat Polsek Karangmalang juga turut mengecek di lokasi kejadian. Wardoyo