JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski Pilpres sudah lewat, namun nuansa panas masih terasa. Anggota BPN Prabowo-Sandi, Bachtir Nasir dalam orasinya mengatakan, quick count merupakan sihir sains yang isinya kebusukan semua.
Dia mengatakan itu di depan ratusan pendukung Prabowo-Sandi di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (24/4/2019).
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman mengatakan, pernyataan Bachtiar Nasir itu mengada-ada.
Pasalnya, kata Andy, keakuratan hitung cepat sebagai metode ilmiah telah dipakai di berbagai belahan dunia.
“Sudah ribuan quick count yang kita lakukan di Indonesia, hasilnya sangat bisa dipercaya,” ujar Andy di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2019).
Menurut Andy, sistem hitung cepat malah bisa menjadi alat untuk mendeteksi kecurangan yang muncul dalam Pemilu. Jadi, kata dia, tidak ada alasan menolak hitung cepat yang terbukti keakuratannya mendekati hasil pemungutan suara resmi.
Ia malah mempertanyakan klaim BPN yang telah mendeklarasikan Prabowo-Sandiaga sebagai pemenang pilpres.
“Tidak ada alasan untuk menyebut Prabowo sebagai pemenang. Datanya mana, buktinya mana?” ujar dia.
Andy kembali mempertanyakan sikap BPN yang kerap menuding penyelenggara Pemilu berbuat curang. Menurutnya, berbagai tuduhan yang dilontarkan BPN itu sebagaian besar tidak ada bukti dan tanpa dasar yang jelas.
“Hanya ekspresi ketidakmampuan mereka menerima kenyataan bahwa kandidat mereka kalah,” ujarnya.
Andy menilai Prabowo Subianto bersikap plin-plan dalam menerima hasil hitung cepat. Di Pilkada DKI 2017, Andy menyebutkan, Prabowo menerima hasilnya.
Sebab calon yang diusung Prabowo kala itu, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dinyatakan menang melalui hitung cepat.
“Kenapa sekarang ketika hasilnya berbeda, BPN mengatakan ada kecurangan,” ucap dia.
Sebelumnya, dalam orasinya Bachtiar Nasir meragukan keakuratan dan metodologi ilmiah hasil hitung cepat yang memenangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Emak-emak tak usah khawatir, karena quick count itu mengandung sihir sains, isinya kebusukan semua. Mereka adalah pelacur intelektual,” ujarnya.