David dan Lidia sengaja mendokumentasikan aktivitas sapi dalam mencari makanan di tempat pembuangan sampah. Mereka memutuskan membuat film dokumenter tanpa narasi, dialog, dan musik. “Kami yakin visualisasi bisa menimbulkan kesan,” ucap David.
Lidia Afrilita menambahkan kalau film yang mereka buat bukan jenis dokumenter jurnalistik. “Film ini adalah tentang empati dan emosi. Yang penting bagi kami, penonton bisa merasakan kehidupan sapi di sana,” ujarnya.
Film pendek ‘Diary of Cattle’, menurut Lidia, merupakan fragmen kecil dari harapan besar di masa depan. “Sampah jadi masalah dunia. Kami mau terlibat dalam isu ini melalui sudut pandang dan cara yang berbeda,” kata dia.
Film yang mulai digarap pada 2017 ini berhasil menjadi satu dari 39 film terpilih di Festival Film Visions du Reél. “Penonton kaget, ternyata ada film dokumenter Indonesia yang memberikan tawaran baru,” kata David.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com