Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Usai Bertemu, Mahfud MD dan Ustaz Yusuf Mansur Kompak Beri Isyarat Lewat Media Sosial

Ustaz Yusuf Mansur dan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menemui Prof Mohammad Mahfud MD di kantornya, Kramat, Senen, Jakarta Pusat. @yusufmansurnew

JOGLOSEMARNEWS.COM – Baru-baru ini Mahfud MD mengadakan pertemuan khusus dengan Ustaz Yusuf Mansur dan Saifullah Yusuf di kantornya Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.

Usai pertemuan yang berlangsung malam hari tersebut, baik Mahfud MD maupun Yusuf Mansur kompak membuat komentar melalui media sosial yang berisi isyarat tertentu.

Mahfud MD membuat cuitan melalui akun twitter.

Yusuf Mansur membuat komentar melalui instagram.

“Kami ingin Pilpres ini menyenangkan dan tdk menimbulkan permusuhan. Kami tetap dalam satu jamaah,” tulis Mahfud MD di akun twitternya.

Simak komentar Mahfud MD lebih lengkap.

@mohmahfudmd: Ustadz Yusuf Mansoer dan Mantan Wagub Jatim Saifullah Yusuf td malam bentandang ke Kantor sy di Kawasan Kramat, Senen.

Oktober tahun lalu kami pernah menggalang “Gerakan Pilpres Ceria”. Kami ingin Pilpres ini menyenangkan dan tdk menimbulkan permusuhan. Kami tetap dlm satu jamaah.

Sementara itu, Yusuf Mansur mengaku berada dalam satu shaf (barisan) dengan Mahfud MD dan Saifullah Yusuf.

“Pertemuan semalam. Dengan Prof Mahfud dan Gus Ipul. Bahasa Prof Mahfud dan Gus Ipul: ada di shaf yang sama,” ujar Ustaz Yusuf Mansur melalui akun instagramnya.

Simak lebih lengkap tulisan ustaz Yusuf Mansur berikut ini.

@yusufmansurnew: Pertemuan semalam. Dg Prof Mahfud dan Gus Ipul. Bahasa Prof Mahfud dan Gus Ipul: ada di shaf yg sama.

Subhaanallaah walhamdulillaah.

Demokrasi Primitif Jika Masih Lakukan Money Politic

Pakar Hukum Tata Negara, Mohammad Mahfud MD, mengingatkan untuk menghindari politik uang menjelang digelarnya pemungutan suara Pileg dan Pilpres 2019.

Ya, Mahfud MD dan Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan soal politik uang menjelang Pilpres 2019 atau menjelang hari pencoblosan Pilpres 2019.

Menurut Mahfud MD, politik uang itu amoral, juga menjadi pertanda demokrasi primitif.

“Hindari amoralitas politik uang. Politik uang itu amoral, pertanda demokrasi primitif,” tulis Mahfud di akun Twitternya.

Mahfud juga menyampaikan, di dalam demokrasi primitif, suara pemilih diperjualbelikan oleh kontestan dan pemilik hak suara.

“Keduanya sama-sama primitif karena menjualbelikan hak politik yang 5 tahun dengan pencoblosan yang hanya 5 menit,” tulis Mahfud.

Mahfud juga mengingatkan untuk para pemilih agar memilih sesuai dengan bisikan hati tentang yang mana yang terbaik dari kandidat-kandidat yang ada.

“Seumpama sudah ada yang memberi uang “tetaplah pada pilihan yang terbaik”, jangan memilih karena diberi uang,” katanya.

“Untuk kontestan, jangan berjuang untuk terpilih hanya karena Anda bisa membeli suara. Itu amoral, tahu?,” lanjut Mahfud MD.

Ustadz Abdul Somad

Sementara itu, secara terpisah Ustadz Abdul Somad menyampaikan hukum membagi-bagi duit dan sembako agar dipilih di Pemilu.

Menurut Ustadz Abdul Somad hal itu jelas dan tegas dilarang.

“Haram! Hadistnya sahih,” tegas Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad lantas memaparkan siapa-siapa saja yang mendapat murka Allah SWT atas perbuatan tersebut.

“Orang yang menyogok, orang yang memberi sogok, orang yang menerima sogok, orang yang ikut bersubhat bersama, itu sama neraka jahanam tempatnya,” paparnya dengan dialek daerah.

“Ndak ada kerja lain ? Cari kerja lain. Sampai kemana lah itu makan, berapa yang digaji. Sampai 17 April,” terang Abdul Somad.

Kemudian, Ustadz Abdul Somad mengatakan bagi masyarakat yang mau diberi, maka terima saja tanpa mencoblos orangnya.

“Ambil berasnya, ambil duitnya, jangan coblos orangnya. Ambil duitnya yang di amplop tadi. 30 ribu, 100 ribu, 300 ribu, 500 ribu. Ambil belikan ke semen, serahkan ke lokal,” kata Ustadz Abdul Somad.

Selain pertanyaan tentang caleg membagi-bagikan sembako atau uang untuk mencoblos, selanjutnya Ustadz Abdul Somad juga menjawab pertanyaan jemaah tentang bagaimana hukum posisi seorang saksi Pemilu setiap caleg di TPS.

Berikut petikan pesan Ustadz Abdul Somad kepada para saksi TPS :

“Ada dosa paling besar, membunuh dosa besar, lari dari perang dosa besar, makan riba dosa besar.

Tapi ada dosa terbesar, diantara yang paling besar.

Apa itu ya rasullullah?

Yang pertama, as-syirku, syirik.

Insyaallah kita sudah lepas dari syirik, amin.

Kedua, uququl walidain. durhaka pada orangtua.

Insyaallah kita sudah selamat dari durhaka, amin.

Yang ketiga, dosa terbesar adalah syahadatuz-zur, kesaksian palsu.

Hai saksi-saksi TPS!

Jangan sampai kalian bersaksi palsu.

Yang kalian kejar hanya duit.

Yang kalian kejar hanya insentif.

Neraka jahanam sudah siap menanti kalian.

Sudah ku sampaikan, Ya Allah.”

 

Exit mobile version