Beranda Daerah Boyolali 2 Santri Belia Asal Gemolong Sragen Jadi Korban Pencabulan Kiai Pimpinan Ponpes...

2 Santri Belia Asal Gemolong Sragen Jadi Korban Pencabulan Kiai Pimpinan Ponpes di Mojosongo Boyolali. Korban Sampai Trauma Berat dan Jatuh Sakit 

Ilustrasi koordinator APPS Sragen, Sugiarsi saat memberikan pendampingan psikis kepada salah satu siswi korban pencabulan. Foto/Wardoyo
Ilustrasi koordinator APPS Sragen, Sugiarsi saat memberikan pendampingan psikis kepada salah satu siswi korban pencabulan. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Dua orang santriwati belia asal Gemolong, Sragen melapor ke Polres Boyolali karena mengalami pelecehan seksual oleh kiai pengasuh sebuah Ponpes di wilayah Mojosongo, Boyolali. Kiai berinisial AZ (43) itu dilaporkan atas tuduhan telah melakukan perbuatan tak senonoh kepada banyak santrinya.

Laporan dilakukan oleh dua santriwati asal Gemolong, Sragen masing-masing berinisial S (18) dan Y (16). Ironisnya, aksi cabul sang kiai sudah berlangsung bertahun-tahun namun para santriwati itu memilih diam karena ketakutan.

Bahkan aakibat kelakuan sang kiai, beberapa korban sampai mengalami trauma berat.

Kedua santriwati belia itu melapor ke Polres Wonogiri dengan didampingi Koordinator Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen, Sugiarsi akhir pekan lalu.

“Terungkapnya kasus ini setelah kami didatangi dua santriwati asal Gemolong itu bersama orangtuanya. Dua santri itu mengadukan mengalami pelecehan seksual oleh kiainya sekaligus pengasuh Ponpes. Sudah tahun-tahunan, tapi mereka tak berani melawan. Sampai akhirnya santri Y itu akhirnya cerita kepada calonnya (pacarnya) kalau pernah diperlakukan seperti itu oleh kiainya. Dia sampai sakit dan trauma berat. Calonnya itu marah besar dan akhirnya meminta dilaporkan ke polisi. Akhirnya kemarin kami dampingi melapor ke Polres Boyolali,” papar Sugiarsi, Minggu (5/5/2019).

Baca Juga :  Rehab Tugu Batas Kota Boyolali Dihentikan, Diduga Cagar Budaya

Aktivis pejuang gender berusia 75 tahun itu menguraikan perbuatan cabul kiai itu dialami berkali-kali oleh S maupun Y. Diantaranya disuruh membuatkan kopi dan diantar ke kamar kiai lalu di dalam kamar diperlakukan tak senonoh.

“Mereka mengaku dipangku pak kiai, diremas pantatnya, kemudian dipegangi bagian vitalnya. Lalu pak kiai itu juga sering nyegat ketika santri keluar kamar mandi dengan hanya pakai handuk. Meski tak sampai melakukan persetubuhan, tapi kelakuan pak kiai itu membuat para korban ketakutan dan trauma. Mereka mau melawan tak kuasa, mau cerita juga takut,” urai aktivis yang akrab disapa mami itu.

Ia berharap laporan yang diadukan ke Polres Boyolali itu bisa diproses sesuai hukum yang berlaku. Selain memberi efek jera, hal itu dilakukan untuk mencegah timbulnya banyak korban.

Baca Juga :  Calon Bupati Sragen 02 Sigit Pamungkas Nyoblos di Kampung Halaman Kedawung

“Karena indikasinya korbannya tidak hanya satriwati dari Gemolong Sragen saja, tapi dari daerah lain yang mondok di situ juga banyak yang diperlakukan serupa,” tandasnya. Wardoyo