JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sosok Aji Maulana, Terduga Teroris Asal Gemolong Sragen Dikenal Ramah. Sebelum Ditangkap Masih Sempat Ngopi Bareng 

Warga tetangga Maulana, terduga teroris yang ditangkap di Peleman, Gemolong, Sragen. Foto/Wardoyo
   
Warga tetangga Maulana, terduga teroris yang ditangkap di Peleman, Gemolong, Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Sosok terduga teroris, Aji Maulana Aji Maulana Firdaus alias Farel (27) turut mengungkap tabir soal keluarga dan latar belakang kehidupannya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari internal Polri, Aji diketahui berasal dari Cikadu RT 07 RW 2 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

Dia berada di Gemolong mengikuti istrinya NS (25) asal Lojirejo RT 1/RW 3 Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen.

Terduga yang akrab disapa Maulana oleh warga itu berprofesi sebagai penggiling bakso di Pasar Gemolong. Sementara sang istri, NS, diketahui berprofesi sebagai guru TK.

Keduanya diketahui belum lama tinggal di rumah kontrakan milik Suparno. Si empunya rumah, selama ini berada di Jakarta.

“Mereka baru 3 bulan ngontrak di sini. Dulu ngontraknya lewat online dari Jakarta,” papar Nardi (59) tetangga dekat Maulana di Peleman, Gemolong.

Maulana dan istrinya NS, selama ini ngontrak rumah milik Suparno, di tepi jalan Sragen-Gemolong, di Dukuh Ngroto, Peleman.

Selama ini, Maulana dan NS dikenal baik-baik saja dan terbilang bagus dalam bersosialisasi dengan warga.

Baca Juga :  Dagang Ciu di Bulan Ramadhan, Warga Sambungmacan, Sragen Dirazia Polisi, 3 Botol Miras Disita

Maulana digerebek sekitar pukul 04.14 WIB oleh tim densus 88. Tim juga sempat menggeledah rumah kontrakan Maulana di Peleman. Namun penggeledahan dilakukan tertutup.

Warga bahkan tak mengetahui apa yang terjadi pada Maulana.

Supadi, tetangga lain, menuturkan pasutri itu diketahui memiliki anak satu. Menurut warga, mereka berpenampilan biasa. Namun sang istri diketahui agak berpenampilan tertutup. Meski berlabel pendatang, keduanya terbilang cukup baik dengan tetangga.

“Orangnya ramah. Kalau lewat ya ngluruhi. Salatnya juga rajin ke masjid. Orangtua terbuka. Makanya kami juga kaget nggak nyangka kalau begitu. Kemarin pas ditangkap pun juga warga enggak tahu kalau terlibat begitu. Warga hanya bertanya-tanya ada apa kok polisi banyak di rumahnya,” kata Supadi.

Ketua RT 3, Tri Nur Cahyo mengatakan tidak menduga jika warga pendatang di lingkungannya tersebut diamankan pihak kepolisian. Dirinya juga menyampaikan pada saat penangkapan dirinya tidak berada di rumah karena sedang mengantar orang tua kontrol di Solo.

“Setiap ada warga baru yang kost atau tinggal disini pasti kita minta data. Di mata warga sini mas Maulana orangnya baik kok, dia datangpun secara kemasyarakatan dia juga syukuran istilahnya bagi bagi ya kalo orang sini nyebutnya bancaan,” terangnya, Rabu (15/5/2019).

Baca Juga :  Ramadhan di Sragen: Patroli Gabungan Samapta Polres Sragen dan Polsek Cegah Balap Liar dan Knalpot Brong

Tri Nur Cahyo juga membeberkan jika warganya tersebut bersama istrinya bernama Faudila Nisaaufa yang berasal dari Semarang. Mereka sehari – hari juga beraktivitas seperti warga yang lain di lingkungan Desa Peleman.

Tri bersama warga yang lain juga tidak pernah menaruh rasa curiga dengan aktivitas warga yang kost tinggal dilingkungan tersebut.

“Iya disini izin sesuai prosedur, izin Rt dan dia srawong dan sholat berjamaah dengan warga yang lain di masjid, warga sini tidak ada merasa keanehan dengan mas maulana,” bebernya.

Warga sempat terkejut dengan penangkapan Terduga teroris di wilayah Desa Peleman, pasalnya sehari sebelum dilakukan penangkapan, terduga teroris masih bercanda tawa dengan warga serta aktivitas seperti biasa.

“Kami juga kaget wong sehari sebelumnya masih jagongan dan ngopi dengan kami sampai jam 21.30 WIB. Orangnya ramah kok,” kata dia. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com