SUKOHARJO-Sebagai perguruan tinggi swasta besar di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memiliki kewajiban untuk membina perguruan tinggi lain yang tergolong masih kecil dan berkembang. Hal itu dilakukan melalui Hibah Program Asuh 2019. Kali ini, UMS mendapat tugas dari Kemenristekdikti untuk membina 9 perguruan tinggi.
Program asuh terhadap 9 perguruan tinggi itu dicanangkan awal April lalu. Penandatanganan dilakukan oleh Rektor UMS, Dr Sofyan Anif MSi bersama para pimpinan perguruan tinggi yang diasuh UMS bertempat di Gedung Siti Walidah UMS, Pabelan, Surakarta. Selanjutnya pelaksanaan program asuh akan ditangani oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LJM) UMS.
Keseluruhan perguruan tinggi tersebut di antaranya Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhadi Setiabudi, Universitas Pancasakti Tegal, STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, STIKES Bhamada Slawi, STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyah Cilacap, STIE AMA Salatiga, STIE Muhammadiyah Pekalongan, dan STKIP Para cendekia N W Sumbawa.
Dr. Sofyan Anif, M.Si menyatakan bahwa kegiatan program asuh ini merupakan salah satu strategi UMS dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. “Sehingga program PT Asuh ini memang menjadi salah satu strategi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia,” ungkapnya sebagaimana disampaikan dalam siaran pers yang diterima redaksi Joglosemarnews.
Kegiatan Program Asuh 2019 ini dilaksanakan dalam 3 tahap. Pertama, para mitra diberikan pelatihan untuk mengelola penjaminan mutu internal selama 3 hari di Solo dan Tegal. Kedua, para mitra juga akan diberikan kesempatan untuk melakukan magang penjaminan mutu selama 1 minggu di UMS. Dan ketiga, para mitra juga akan diberikan pendampingan dalam penyusunan boring akreditasi dalam rangka meningkatkan mutu prodi yang ada di perguruan tinggi mereka.
Ketua LJM UMS, Hari Prasetyo, Ph.D menjelaskan tujuan dari pelaksanaan Program Asuh 2019 ini adalah dalamrangka sharing kepada perguruan tinggi mitra. “Tujuan dari pelaksanaan Hibah PT Asuh ini adalah saling sharing penjaminan mutu di UMS ini kepada perguruan tinggi mitra. Jadi sifatnya adalah kemitraan, bukan mana yang lebih baik atau tidak tapi kita saling sama-sama,”jelasnya.
Para perguruan tinggi mitra dapat berkunjung ke biro-biro internal yang ada di UMS, seperti LPPM, LPPI, BPSDM, BKUI, dan lain sebagainya. Di sana mereka juga dipersilahkan untuk melakukan tanya jawab seputar pengelolaan di biro yang bersangkutan. Sehingga keterbukaan pengelolaan penjaminan mutu di UMS dapat lebih terbuka kepada perguruan tinggi mitra.
Hari Prasetyo juga berharap dari kegiatan ini dapat menumbuhkan komitmen kepada perguruan tinggi mitra, dapat melakukan kerjasama dalam berbagai aspek, serta menginspirasi mereka dalam pengelolaan penjaminan mutu.
“Kami berharap melalui kegiatan sosialisasi ini, yang pertama kami berharap mendapatkan komitmen dari perguruan tinggi mitra, kemudian dapat melakukan kerjasama dalam berbagai aspek, seperti penelitian dan pengabdian, serta dari open house yang kita lakukan dapat menginspirasi para mitra dalam mengelola penjaminan mutu,” harapnya. (Triawati)