SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga di sejumlah daerah pengikut bisnis kroto CV Mitra Sukses Bersama (MSB) Sragen cemas. Mereka khawatir merasa tertipu setelah usaha dan gudang pusat investasi yang berada di Dusun Kroya, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen mendadak tutup.
Padahal pengikut atau mitra yang sudah menanam investasi di bisnis bersistem Multilevel Marketing (MLM) dengan sarana semut rangrang itu mencapai ribuan.
Tak tanggung-tanggung, nominal investasi yang mereka setor antara puluhan hingga ratusan juta.
Data yang dihimpun dari lapangan dan para mitra, keresahan tak lain karena gudang pusat aktivitas CV itu mendadak ditutup pertengahan Mei lalu.
Menurut pengakuan warga sekitar yang tidak mau disebut namanya mengatakan gudang tersebut tutup saat puasa Ramadan baru jalan 10 hari.
“Sudah lama memang semut rangrang itu, lima tahun lalu, bukan hanya warga sekitar saja yang ikut tapi juga ada yang dari Ngawi, Gunung Kidul, Karanganyar, jauh-jauh,” ungkap No, salah satu warga, Kamis (13/6/2019).
Tutupnya gudang itu membuat para mitra yang ada di wilayah Sragen sontak kelimpungan. Mereka khawatir uang yang disetor tak bisa kembali.
Salah satu mitra, Subandi, warga Dusun Kroyo, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo mengatakan, gudang yang semula dipakai untuk peternakan semut rangrang tutup pertengahan Mei lalu. Kantor dan gudang yang berada di Desa Taraman telah beroperasi sejak 2014 lalu.
“Saya investasi 250 paket, kalau uangnya Rp 375 juta,” ujar Subandi kepada wartawan.
Ia menuturkan dirinya telah berinvestasi sekitar 3 bulan lalu, dan belum ada keuntungan yang didapat.
Sebab panen keuntungan baru diberikan lima bulan sekali. Selain dirinya, sebagian besar tetangganya di Desa Taraman juga ikut investasi serupa. Investasi rata rata di atas Rp 100 juta ke atas. Dirinya mengetahui gudang ditutup karena jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari rumahnya.
Semenjak tutup, dirinya dan warga juga tidak berani melangkah. Sebab sesuai perjanjiannya masih menunggu jatuh tempo.
“Jadi kami juga belum berani melangkah. Masih bingung Mas,” tandasnya.
Jika dalam dua bulan ke depan ternyata tidak mendapatkan hasil panen, maka komplain baru akan disampaikan. Dia dan warga berharap jika nantinya muncul persoalan, dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
Sementara, pantauan di lapangan, dua gudang yang selama ini digunakan untuk menampung ribuan semut dalam toples tersebut sudah tidak ada aktivitas sama sekali.
Tidak ada seorangpun di dalam gudang yang bisa dimintai keterangan. Ribuan toples yang sebelumnya digunakan untuk menampung semut terlihat tertumpuk tidak terurus. Wardoyo