JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Kasus Keracunan Massal Ayam Kremes di Wonogiri Akhir Mei Lalu, Begini Tanggapan Dinkes Jateng

Keluarga dan anak-anak saat menjemput korban keracunan di Puskesmas Baturetno untuk pulang pakai sepur kelinci. Foto/JSnews
   
Keluarga dan anak-anak saat menjemput korban keracunan di Puskesmas Baturetno untuk pulang pakai sepur kelinci. Foto/JSnews

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Peristiwa keracunan massal ayam kremes di Baturetno, Wonogiri pada akhir Mei 2019 lalu telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Peristiwa tersebut menimbulkan korban puluhan orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan saat ini kasus tersebut masih dalam upaya tindak lanjut.

“Bahan yang dicurigai ini sudah kita temukan. Namun demikian, penyebab pastinya kami belum bisa pastikan. Sudah diperiksa laboratorium, tapi kami masih menunggu hasil selanjutnya,” jelas Yulianto belum lama ini.

Yulianto memaparkan, bahan-bahan yang dicurigai tersebut antara lain adalah sambal lalapan.

Selain sambal lalapan, diduga ada beberapa bahan makanan lainnya yang turut memengaruhi keracunan makanan tersebut.

“Yang dicurigai ada bahan makanan yang tidak sehat. Biasanya 2 minggu setelah pemeriksaan itu baru diketahui hasilnya,” jelasnya.

Selama kejadian tersebut, kata Yulianto, para korban rata-rata dibawa ke Puskesmas.

Keluhan antara lain diare, mual, muntah, dan panas.

“Tidak ada korban selanjutnya selain satu yang meninggal, karena memang agak terlambat penanganannya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Potret Nyata Upaya Basmi DBD di Jatisrono Wonogiri, Full Kebul alias Fogging Bolo

Selanjutnya, Yulianto menambahkan, kasus keracunan makanan semacam ini memang perlu diwaspadai terutama saat hari-hari besar seperti lebaran.

Menurutnya, pengolahan makanan yang seringkali dilakukan secara massal tersebut terkadang sulit memerhatikan higienitas.

“Mencari tukang masak di masa lebaran itu sulit. Lalu bahan-bahan makanan terkadang kurang berkualitas. Ini menyebabkan antara lain kasus keracunan makanan dan diare. Ini selalu kita imbau sebenarnya, setiap tahun, tidak hanya keselamatan di jalan raya tetapi juga kesehatan makanan dan minuman itu,” ujarnya.

Sebelumnya, diketahui, kasus keracunan massal di Kabupaten Wonogiri tersebut terjadi setelah mengonsumsi makanan di acara selamatan 40 hari orang meninggal, Minggu, (26/5/2019).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri yang diterima tribunjateng.com dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Selasa (18/6/2019), para tamu yang hadir tersebut diberi paket makanan yang terdiri atas dua paket.

Paket pertama berisi nasi, ayam kremes dan lalapan.

Paket kedua berupa snack yang terdiri atas sosis basah, kacang, kroket dan lemper.

Baca Juga :  SDIT Nur Rohman Slogohimo Wonogiri Gelar Sosialisasi Anti Bullying

Senin, (27/5/2019) pagi, dilaporkan terdapat diare, nyeri perut, mual, muntah, demam, dan pusing yang memakan makanan dari hajatan tersebut dengan indeks kasus benama Fajar usia 9 tahun, alamat di Duwet Kidul RT 1/15.

Jumlah kasus terus bertambah mulai timbulnya gejala awal.

Hingga malamnya, pukul 19.09 Dinkes mendapat laporan dari Kepala Puskesmas Baturento I terdapat 7 pasien dengan gejala keracunan makanan berupa mual, muntah, dan semua berasal dari dusun yang sama.

Hasil investigasi yang dilakukan tim Dinkes Kabupaten Wonogiri bersama tim UPTD Puskesmas Baturetno I menyebutkan, jumlah kasus keracunan seluruhnya sebanyak 95 orang dengan kematian sebanyak 1 orang.

Rata-rata keluhan diawali dengan diare dan nyeri perut dilanjut dengan mual, muntah, demam, dan pusing yang terjadi berkisar 9 sampai 12 jam setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Sebagian besar keluhan dialami oleh yang mengonsumsi lalapan dan sambal, sedangkan orang yang mengonsumsi hidangan tetap tidak sakit yakni mengonsumsi ayam tanpa lalapan dan sambal.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com