YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hari Sabtu (1/6/2019) mulai pukul 12.hingga 18.00 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran.
Jarak luncur awan panas mencapai 1.200 meter. Merapi juga mengeluarkan guguran lava sebanyak dua kali dengan jarak luncur mencapai 750 meter.
“Mengarah ke hulu Kali Gendol,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) Yogyakarta Hanik Humaida, Sabtu (1/6/ 2019).
Awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pada tanggal 1 Juni 2019 pukul 13.57 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 65 mm dan durasi 120 detik.
Jarak luncur 1.200 meter. Dua kali guguran lava yang jarak luncurnya mencapai 750 meter juga terjadi.
Di periode sebelumnya mulai pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, Sabtu, 1 Juni terjadi tiga kali guguran lava. Yaitu pada pukul 06.21 dengan jarak luncur 850 meter.
Pada pukul 09.26 WIB terjadi guguran lava sejauh 550 meter. Sedangkan guguran lava sejauh 1.100 meter terjadi pada pukul 10.31 WIB.
Meskipun luncuran awan panas guguran mencapai 1.200 meter, jarak itu masih di bawah radius 3.000 meter dari puncak. Sedangkan jarak itu tidak diperbolehkan ada aktivitas manusia kecuali untuk mitigasi.
Status Gunung Merapi masih pada level II atau Waspada. Status Waspada ini sudah lebih satu tahun setelah ditetapkan pada 21 Mei tahun lalu.
Hanik menyebut Merapi memasuki fase erupsi magmatis pada tanggal 11 Agustus 2018. Itu ditandai dengan munculnya kubah lava yang terus tumbuh dengan laju rendah sekitar 3000 meter kubik per hari sampai dengan Januari 2019.
Setelah itu kubah lava berhenti tumbuh dan sejak 29 Januari aktivitas memasuki fase pembentukan awan panas dan guguran lava.
Sampai dengan tanggal 1 Juni 2019 telah terjadi 72 kejadian awan panas dengan jarak luncur rata – rata 1 kilometer dan maksimal 2 kilometer ke arah Kali Gendol.
“Berdasarkan pemodelan awan panas dari potensi runtuhnya volume kubah lava saat ini yang sebesar 458.000 meter kubik, jarak luncur awan panas terjauh diperkirakan tidak akan melebihi 3 kilometer dari puncak Merapi ke arah Kali Gendol,” kata Hanik.
Dari data BPPTKG, kegempaan pada saat ini didominasi gempa guguran (RF) 30 kali per hari, diikuti oleh gempa multiphase (MP) 4 kali per hari, low frequency (LF) 3 kali per hari, dan gempa Hembusan (DG) 3 kali per hari.Untuk gempa vulkano-tektonik dangkal (VTB) dan gempa vulkano-tektonik dalam (VTA) sesekali terjadi.
“Masih munculnya kegempaan MP, VT menandakan suplai magma masih berlangsung meskipun dengan laju yang rendah,” kata dia.
Di luar radius 3 kilometer dari puncak masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Obyek – obyek wisata di sekitar Merapi seperti Kawasan Kaliurang, Kaliadem, Klangon, Deles dan kawasan lain yang berada di luar radius 3 kilometer dari puncak aman untuk dikunjungi.
“Masyarakat juga diminta antisipasi jika ada banjir lahar ketika hujan,” kata Heru Suparwaka, salah satu petugas pengamatan Gunung Merapi.