JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Miris, Bupati Sragen Ungkap Ternyata Banyak Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus Tega Larang Anaknya Bergaul Dengan Lingkungan

Koordinator Pusat Layanan Autis Sragen, Indarwa saat merangkul Irfan, salah satu siswa autis yang puisinya membuat haru peserta talk show dan sosialisasi PLABK di Ruang Sukowati Sragen, Rabu (10/4/2019). Foto/Wardoyo
   
Koordinator Pusat Layanan Autis Sragen, Indarwa saat merangkul Irfan, salah satu siswa autis yang puisinya membuat haru peserta talk show dan sosialisasi PLABK di Ruang Sukowati Sragen, Rabu (10/4/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkap tak sedikit orangtua anak berkebutuhan khusus (ABK) yang malu dan melarang anaknya bergaul.

Hal itu disampaikan saat menghadiri pelepasan 59 pelajar SDLB, SMPLB, dan SMALB mengikuti pelepasan di Joglo Ki Mujito SLB Kabupaten Sragen Kamis (20/6/2019).

Yuni dalam kesempatannya menyampaikan selamat kepada pelajar yang telah selesai maupun akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Di tengah persaingan global yang dihadapi saat ini, dimana segala sesuatu seolah tanpa batas, siswa-siswi SLB haru lebih agresif meningkatkan dan mempromosikan kompetensi,” paparnya.

Hal ini tentu diharapkan lulusan SLB mampu bersaing para pelaku usaha maupun mampu mencari pekerjaan lainnya.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Yuni juga menyampaikan, dalam hal ini pemerintah akan bekerja sama dengan stakeholder demi memberikan kontribusi positif bagi siswa-siswi SLB.

“Kami yakin adik-adik tidak perlu belas kasihan. Mereka hanya perlu kesempatan untuk dapat mengekspresikan diri dan berkarya,” lanjut Yuni.

Yuni juga mengajak kepada orangtua dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama menggandeng anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat bersekolah. Ia juga mengungkap banyak orangtua anak berkebutuhan khusus tak percaya diri bahkan ada yang menghindarkan anaknya tak boleh bergaul dengan lingkungan.

“Banyak orangtua yang tidak menyekolahkan dan bahkan tidak memperbolehkan anak berkebutuhan khusus untuk bergaul dengan lingkungan,” ujar Yuni.

Yuni berharap, kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak menjadi prioritas utama. Ia meminta dinas pendidikan menyisir di Kabupaten Sragen agar bisa menolong mereka yang membutuhkan.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Sementara itu, Wakil Kepala Bagian Kesiswaan SLB Negeri Sragen Indarwo mengatakan, sekolah tersebut mempunyai tujuan menciptakan anak mandiri, terampil, dan bekerja.

Menurutnya pihak sekolah telah membekali anak dengan berbagai keterampilan di bidang otomotif, pertanian, perikanan, kecantikan, dan tata boga.

“Harapan kami tidak lain dan tidak bukan anak-anak SLB bisa bekerja di perusahaan dan bersaing dengan yang lain,” ujarnya.

Aduan orangtua terhadap sekolah karena perkembangan anak sangat minim merupakan salah satu kendala dari orangtua.

“Orangtua seolah-olah menginginkan anak-anak mereka tumbuh menjadi anak seperti biasa, padahal mereka berbeda, mereka memiliki kebutuhan khusus,” pungkasnya. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com