Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Terungkap, Pimpinan CV MSB Sragen Yang Kelola Investasi Semut Rangrang Ternyata Pernah Masuk Penjara. Ini Kasusnya! 

Sumber/Youtube

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Mencuatnya kekhawatiran penipuan bermodus bisnis investasi kroto dengan media semut rangrang yang dikelola CV Mitra Sukses Bersama (MSB) Sragen, turut membuka tabir sosok di baliknya. SUG (44), pimpinan CV MSB yang merupakan penggagas bisnis berjejaring MLM itu ternyata pernah bermasalah hukum.

SUG yang sempat menjabat sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) atau Carik di Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, pernah dipenjara karena kasus tindak pidana penipuan dan penggelapan.

“Pernah masuk penjara. Kalau enggak salah kasusnya penipuan saat dulu menjabat sebagai Sekdes. Dari kasusnya itu ia akhirnya diberhentikan,” papar RI, salah satu warga Taraman, Sidoharjo, Minggu (16/6/2019).

Ia menceritakan SUG memang dikenal punya kepiawaian meyakinkan dalam berdiplomasi. Kelebihan itulah yang kemudian menjadi kekuatan dalam merintis bisnis berkedok kroto semut rangrang hingga bisa meluas dan beromzet miliaran rupiah.

“Sekitar seminggu yang lalu saya masih lihat pas njagong. Masih ada kok orangnya. Kalau alasannya ditutup karena sudah overload. Katanya bukan berhenti tapi kapasitasnya sudah penuh. Tapi bagaimana benarnya saya juga enggak begitu tahu,” tukasnya.

Sosok SUG mendadak begitu diperbincangkan dan jadi buruan menyusul mandegnya bisnis kroto dan penutupan gudang pusat investasi yang berada di Dusun Kroya, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Gudang itu diketahui tutup sekitar sebulan lalu di tengah banyaknya mitra yang sudah bergabung.

Data yang dihimpun dari berbagai sumber, pengikut atau mitra yang sudah menanam investasi di bisnis bersistem Multilevel Marketing (MLM) dengan sarana semut rangrang itu mencapai ribuan.

Tak tanggung-tanggung, nominal investasi yang mereka setor antara puluhan hingga ratusan juta.

Menurut pengakuan warga sekitar yang tidak mau disebut namanya mengatakan gudang tersebut tutup saat puasa Ramadan baru jalan 10 hari.

“Sudah lama memang semut rangrang itu, lima tahun lalu, bukan hanya warga sekitar saja yang ikut tapi juga ada yang dari Ngawi, Gunung Kidul, Karanganyar, jauh-jauh,” ungkap No, salah satu warga, Kamis (13/6/2019).

Tutupnya gudang itu membuat para mitra yang ada di wilayah Sragen sontak kelimpungan. Mereka khawatir uang yang disetor tak bisa kembali.

Salah satu mitra, Subandi, warga Dusun Kroyo, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo mengatakan, gudang yang semula dipakai untuk peternakan semut rangrang tutup pertengahan Mei lalu. Kantor dan gudang yang berada di Desa Taraman telah beroperasi sejak 2014 lalu.

“Saya investasi 250 paket, kalau uangnya Rp 375 juta,” ujar Subandi kepada wartawan.

Ia menuturkan dirinya telah berinvestasi sekitar 3 bulan lalu, dan belum ada keuntungan yang didapat.

Sebab panen keuntungan baru diberikan lima bulan sekali. Selain dirinya, sebagian besar tetangganya di Desa Taraman juga ikut investasi serupa. Investasi rata- rata puluhan juta hingga di atas Rp 100 juta ke atas. Dirinya mengetahui gudang ditutup karena jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Semenjak tutup, dirinya dan warga juga tidak berani melangkah. Sebab sesuai perjanjiannya masih menunggu jatuh tempo.

“Jadi kami juga belum berani melangkah,” tandasnya.

Jika dalam dua bulan ke depan ternyata tidak mendapatkan hasil panen, maka komplain baru akan disampaikan. Dia dan warga berharap jika nantinya muncul persoalan, dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Sementara, pantauan di lapangan, dua gudang yang selama ini digunakan untuk menampung ribuan semut dalam toples tersebut sudah tidak ada aktivitas sama sekali.

Tidak ada seorangpun di dalam gudang yang bisa dimintai keterangan. Ribuan toples yang sebelumnya digunakan untuk menampung semut terlihat tertumpuk tidak terurus. Wardoyo

 

Exit mobile version