Site icon JOGLOSEMAR NEWS

UNS Terima Kunjungan Menristekdikti Tinjau Unit Produksi Baterai Lithium

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia (RI), Prof Mohamad Nasir PhD melakukan Kunjungan Kerja di Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (31/5/2019).. Humas UNS

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia (RI), Prof Mohamad Nasir PhD melakukan Kunjungan Kerja di Pusat Pengembangan Bisnis dan Unit Produksi Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (31/5/2019). Dalam kunjungan tersebut, Menristekdikti yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun Na’im PhD, Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek Dikti, Kemenristekdikti, Dr Agus Indarjo,M.Phil dan Staf Ahli Menristekdikti, Hari Purwanto,M.Sc., DIC melakukan peninjauan pembuatan baterai lithium dari proses awal hingga akhir.

Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di lingkungan Kemenristekdikti tersebut mengatakan bahwa jika ingin mengembangkan mobil listrik di Indonesia, kuncinya ada pada baterai. Hanya saja, di Indonesia baterai ini menjadi kendala tersendiri. Ini dikarenakan nilai dari baterai ini sangat tinggi yaitu sekitar 35-40 persen. “Andai saja biaya baterai ini bisa diefisiensikan sampai 20 persen saja, maka biaya akan turun,” terang Nasir.

Maka dari itu, untuk melakukan efisiensi biaya pembuatan baterai ini, pihaknya mendorong Perguruan Tinggi (PT) dan peneliti untuk mengembangkan baterai yang kedepannya memiliki masa depan yang baik. Di Amerika, baterai ini sudah sangat berkembang dengan baik. Saat ini dari Kemenristekdikti akan mengembangkan Pusat Penelitian Baterai di Indonesia salah satunya yang berada di UNS.

“Di UNS ini khusus untuk pengembangan Baterai Lithium, hanya saja yang menjadi problem di UNS ini karena bahan baku yang digunakan untuk pembuatan masih impor. Padahal bahan baku di Indonesia ini ada, namun belum bisa diproses, sehingga teknologi harus terus dikembangkan,” katanya.

Saat ini, di Halmahera sedang di bangun teknologi yang nantinya mengolah bahan baku lokal yang bisa menjadi bahan untuk pembuatan Baterai Lithium. Kalau di Halmahera sudah dibangun, maka bisa menjadi sumber bahan baku Lithium di dunia.

Sementara itu, Rektor UNS, Prof Dr Jamal Wiwoho mengatakan, pengembangan baterai lithium di UNS dimulai sejak tahun 2012 sejalan dengan pencanangan program Mobil Listrik Nasional (MOLINA). Baterai lithium yang dikembangkan oleh UNS ini adalah jenis lithium ion
dengan ukuran 18.650. Sampai saat ini jenis yang dikembangkan adalah LFP (Lithium Ferro Phosphate) dan NCA (Nickel Cobalt Aluminium Oxide). Baterai lithium yang dikembangkan UNS ini dapat diaplikasikan untuk kendaraan listrik dan alat penyimpan energi dari pembangkit energi yang terbarukan. Teaching Factory Baterai Lithium UNS ini sampai sekarang telah mampu memproduksi 1.000 sel per hari dengan kapasitas 5 KWh untuk jenis

“Lalu untuk sumber pendanaan pengembangan baterai lithium ini berasal dari anggaran Kemenristekdikti, PT Pertamina dan LPDP. Seluruh anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pengadaan fasilitas laboratorium dan produksi,” tukas Prof Jamal. Triawati PP

Exit mobile version