BPR Wajib Terapkan Penilaian Risiko Profil Nasabah

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kemajuan teknologi informasi dan kompleksitas transaksi keuangan berdampak pada peningkatan risiko bisnis perbankan, tidak terkecuali Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Sangat dimungkinkan BPR dijadikan salah satu sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Demikian dinyatakan Pejabat Eksekutif (PE) Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) PT BPR Gajah Mungkur, Suparmin, saat tampil sebagai narasumber workshop Penerapan APU PPT, Sabtu (13/7/2019) bertempat di Rumah Makan Sari Rasa Bu Sayem, Ngadirojo, Wonogiri.

Hadir dalam kesempatan itu, jajaran Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan BPR Gajah Mungkue yang berkantor pusat di Ngadiroko, Wonogiri.

Lebih lanjut, Suparmin berharap peserta workshop memahami dan menerapkan APU PPT sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Bila kita menerapkan APU PPT dengan benar, kita akan terhindar dari risiko usaha. Namun apabila BPR kita dimanfaatkan untuk pencucian uang dari hasil tindak pidana, maupun untuk kegiatan pendanaan terorisme, itu akan berdampak buruk pada kinerja perusahaan. Tingkat kepercayaan masyarakat akan turun, akibatnya dana yang ditempatkan di BPR bisa ditarik nasabah secara bersamaan,” ungkapnya.

Untuk itu, jelas Suparmin, agar BPR tidak dimanfaatkan untuk hal tersebut, seluruh karyawan harus mampu memahami dan melakukan penilaian profil nasabah yang dikatagorikan dalam kategori berisiko rendah, menengah dan tinggi.

“Dengan mengetahui profil risiko, kita bisa memetakan calon nasabah dan nasabah dengan baik, sehingga bisa melakukan antisipasi terhadap kemungkinan munculnya resiko negatif tersebut,” jelasnya, sebagaimana dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews.

Workshop dibuka Direksi BPR Gajah Mungkur, Maryati, di mana dslam sambutannya ia mengajak peserta aktif mendiskusikan temuan-temuan kasus di lapangan yang terkait dengan penerapan APU PPT.

Selain materi APU PPT, Komisaris PT BPR Gajah Mungkur, Suharno, juga membekali materi terkait tata kelola perusahaan yang baik, manajemen risiko serta etika dan etiket dalam melaksanakan tugas selaku bankir BPR yang kompoten dan profesional. suhamdani