JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Solo

Grup Patah Tulang Indonesia, Saling Dukung Hadapi Komplikasi Patah Tulang

Grup Patah Tulang Indonesia mengadakan Family Gathering  yang digelar Kamis (18/7/2019), di Gedung Perkantoran RS Ortopedi Dr Soeharso Solo. Istimewa
   
Grup Patah Tulang Indonesia mengadakan Family Gathering  yang digelar Kamis (18/7/2019), di Gedung Perkantoran RS Ortopedi Dr Soeharso Solo. Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tidak semua pasien patah tulang mampu move on sepenuhnya dari komplikasi patah tulang yang dihadapinya. Berangkat dari hal tersebutlah, Grup Patah Tulang Indonesia saling mendukung satu sama lain untuk mewujudkan kehidupan normal kembali.

Melalui Family Gathering Grup Patah Tulang Indonesia yang digelar Kamis (18/7/2019), di Gedung Perkantoran RS Ortopedi Dr Soeharso Solo, para pasien komplikasi patah tulang diberikan motivasi dan penyemangat untuk melanjutkan kehidupan sosialnya. Narasumber kegiatan, dr Iwan Budiwan A, SpOT (K) menuturkan, lebih dari 50 persen penderita patah tulang tidak memiliki kehendak untuk kembali.meneruskan kehidupan sosialnya sebelum sembuh.

“Padahal kategori sembuh ini tidak.hanya ditentukan oleh faktor fisik, namun juga secara piskis. Jadi faktor fisik dan spikis sangat berpengaruh. Namun bagaimanapun juga pasien yang mengalami patah tulang harus tetap melanjutkan hidup. Memang tingkatan itu berbeda, mereka ada yang bisa kembali seperti dulu namun ada juga yang tidak bisa. Kebanyakan belum bisa move, mungkin malu pakai tongkat. Jadi nunggu sembuh dulu, padahal salah satu kaki atau tangannya sehat serta otaknya sehat,” paparnya.

Baca Juga :  Berita Duka, Politisi Senior PKS Quatly Abdulkadir Alkatiri Meninggal Dunia, Dimakamkan Hari Ini 

Dr Iwan menambahkan, kegiatan gathering dan adanya komunitas pasien patah tulang tersebut harus didukung penuh untuk memberikan motivasi dan pendampingan bagi pasien.

“Agar bisa bangkit dan kembali ke kehidupan sosialnya seperti biasa. Seperti contoh, atlet balap sepeda paralympic Muh Fadli. Dulu merupakan atlet balap motor lalu kecelakaan dan terpaksa kakinya harus di amputasi, waktu pertama di amputasi sudah berpiikir tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi malah jadi atlet andalan balap sepeda paralympic, untuk merubah itu memang tidak mudah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Soal Koalisi Dengan PDIP, Gibran: Semua Bisa Dibicarakan

Di sisi lain, Ketua Grup Patah Tulang Indonesia, Andi Sandy Saragih mengatakan bahwa grup tersebut dibentuk untuk saling memotivasi yang merasa terpuruk, sedih atau putus asa.

“Selain itu juga untuk menambah pengetahuan, yang biasanya ke alternatif untuk ke medis dan bisa sembuh yang efeknya lebih baik. Anggotanya ada sekitar 1800 orang dari seluruh Indonesia. Kasusnya itu berbeda-beda dan sering lakukan sharing baik ketemu atau lewat media sosial. Teman-teman butuh dukungan untuk bangkit, psikis mereka kena karena takut tidak bisa sembuh atau cacat belum lagi ada omongan orang yang membuat down,” tukasnya. Triawati PP

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com