SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua Panitia Pilkades Patihan, Kecamatan Sidoharjo Jumadi tertangkap basah ikut rapat tertutup dengan tim sukses salah satu calon Kades selama hampir 3 jam. Ia pun akhirnya digerebek oleh warga dan relawan pendukung Cakades lainnya, Kamis (29/8/2019) tengah malam tadi.
Penggerebekan dilakukan saat Ketua Panitia Pilkades itu dalam perjalanan pulang seusai rapat, Kamis (29/8/2019) malam sekitar pukul 23.15 WIB.
Jumadi diamankan dalam perjalanan pulang di jalan tengah sawah Dukuh Gondangan, Patihan, Sidoharjo. Ia digerebek seusai tertangkap basah mengikuti rapat tertutup timses calon lawan yang digelar di sebuah warung sate kambing di Desa Gawan, Tanon, Sragen sejak Kamis (29/8/2019) petang.Untuk menghindari amuk massa, Jumadi diamankan warga dan dibawa ke rumah Cakades Tri Mulyono di Sumberejo, Patihan, Sidoharjo.
Dia kemudian diinterogasi oleh warga di hadapan personel Babinkamtibmas Polsek Sidoharjo dan Babinsa Koramil Sidoharjo.
Jumadi malam tadi mengenakan pakaian batik ditutup jaket warna hitam. Ia diamankan ketika mengendarai sepeda motor menuju ke rumahnya.
Di hadapan warga dan aparat, Jumadi hanya menunduk. Dia mengakui bersalah telah bertindak tak netral dan ikut rapat salah satu timses Cakades.
Wajahnya langsung pucat. Pria paruh baya itu juga tak berkilah sedikit pun.
Ketika diwawancara wartawan, Jumadi juga mengaku semua kesalahannya dan siap menanggung konsekuensi.
“Iya tadi saya memang datang ke rapat Timses di Gawan. Saya akui saya salah dan siap keluar atau dikeluarkan dari panitia Pilkades. Saya tidak akan mengulangi lagi,” tuturnya sembari menunduk.
Salah satu personel Polsek Sidoharjo, Sukirno bersama Babinsa Koramil Sidoharjo mengatakan pihaknya membackup pengamanan lantaran ada laporan warga perihal insiden ketidaknetralan Ketua Panitia Pilkades di Patihan tersebut.
“Kalau soal tindaklanjutnya, kita serahkan kepada mereka. Kalau bisa diselesaikan di sini ya monggo, tapi kalau tidak ya nanti biar diselesaikan ke jenjang lebih atas. Karena kewenangan penanganan ada di tingkat panitia kecamatan dan kabupaten. Aparat sifatnya hanya memback up keamanan saja,” tukasnya. Wardoyo