Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Bikin Merinding, Antusias Warga Desa Pinggiran Ngandul Sragen Rayakan HUT RI. Dari Ratusan Warga Bawa Foto Pahlawan di Sepanjang Jalan Hingga Iuran Jutaan Demi Hiasi Jalan Kampung

Warga di RT 7 Dukuh Ngandul berjajar membawa foto pahlawan dan menyalakan lilin. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Semangat peringatan HUT RI ternyata tak hanya monopoli warga di perkotaan. Di pelosok desa pun, semangat memeriahkan HUT RI tak mau kalah.

Seperti yang ditunjukkan warga Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Meski berada di pinggiran waduk Kedung Ombo dan jauh dari pusat kota, warga di desa ini memiliki semangat antusiasme luar biasa dalam memeringati HUT Kemerdekaan RI.

Hal itu terlihat dari semangat warga mengikuti Lomba Keindahan, Kerapian dan Ketertiban Lingkungan (K3L) yang digelar Pemdes dan Karang Taruna desa setempat.

Foto/Wardoyo

Total 23 RT di desa itu habis-habisan memoles kampungnya demi bisa ikut lomba memeriahkan hari jadi negeri ini.

Seperti di RT 7, Dukuh Ngandul. Warga menghias jalanan kampung dengan ratusan lampu hias.

Tak hanya itu, saat malam penilaian Minggu (25/8/2019) malam, ratusan warga besar kecil tua muda tampak senang menyalakan lilin di sepanjang jalan dengan membawa foto para pahlawan nasional.

Warga RT 7

Yang bikin merinding, saat tim dewan juri menilai, terdengar lagu gugur bunga mendayu-dayu dengan sorotan lampu temaram bergantian. Suasana zaman perjuangan pun langsung terbayang.

“Seneng Mas. Bisa ikut merayakan HUT RI. Meski bawa lilin dan berdiri, rasanya senang,” ujar Titik Wahyuni (55) warga RT 7.

Koordinator Karang Taruna RT 7, Mamang Subagyo menuturkan kreasi itu melibatkan 3 RT yakni 5,6 dan 7. Pihaknya mengusung tema jangan lupakan jas merah atau sejarah dalam lomba yang ditampilkan RT-nya.

Foto/Wardoyo

Menurutnya total ada 279 lampu hias yang dipasang di sepanjang jalan kampung. Dananya hasil urunan warga.

Sementara khusus malam penilaian, semua warga memang dikerahkan menyambut dengan membawa foto pahlawan dan menyalakan lilin.

“Intinya kami ingin memperkenalkan kepada warga utamanya generasi muda agar tidak melupakan sejarah dan jasa para pahlawan. Berkat perjuangan merekalah negara kita bisa merdeka sehingga sudah sepatutnya kita selalu mengenang. Semangat itu nggak boleh luntur,” tuturnya.

Mamang menambahkan dengan mengingatkan sejarah, ia juga mengajak masyarakat dan generasi muda untuk berfikiran bagaimana memberikan kontribusi positif memajukan bangsa, daerah dan desa.

“Jangan pernah bertanya apa yang negara berikan ke kita, tapi berpikirlah bagaimana kita beri sumbangsih ke negara,” terangnya.

Kreasi RT 17. Foto/Wardoyo

Semangat tak kalah hebat ditunjukkan masyarakat RT 17 Dukuh Pacingkerep. Di dukuh ini, hiasan lampion dan gemerlap lampu hampir memenuhi jalan kampung. Bahkan warga juga bahu membahu membuat taman demi memeriahkan HUT RI.

Koordinator RT 17, Bibit Rahayu Utomo mengatakan RT-nya mengusung konsep keindahan dan kerapian menyongsong HUT RI 17 agustus.

Menurutnya antusias warga terlihat dari semangat bergotong rotong menghias lingkungan, memasang lampu hingga urunan untuk membeli lampu.

“Jalan yang dihias ada 300 meter di kampung kami. Semua dana swadaya warga. Ini wujud kecintaan warga dan bagaimana bisa menyongsong HUT RI. Supaya bagus untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan,” tukasnya.

Seolah tak mau kalah, RT tetangganya yakni RT 18 juga memoles habis kampungnya dengan konsep kemegahan.

Gapura masuk dipenuhi hiasan lampu dengan replika sayap garuda. Kemudian atas gapura berhiaskan replika naga besar. Jalan masuk kampung pun berhiaskan ratusan lampu nan indah.

Kreasi RT 18

Ketua RT 18, Sutardi mengatakan konsep yang ditampilkan wilayahnya adalah kemegahan dan keceriaan.

“Ini simbol semangat kegotongroyongan warga kami. Kami buat konsep berbeda yakni ada naga dan taman juga,” tuturnya.

Sutardi menguraikan butuh total 35 hari untuk menghias dan memoles kampungnya. Semua warga baik kecil besar tua muda ikut berkontribusi sesuai kelonggaran waktunya.

Dananya diambilkan dari kas RT sebesar Rp 10 juta. Menurutnya itu sebagai wujud ekspresi dan antusiasme masyarakat di lingkungan RT-nya. Sedangkan media untuk menghias memanfaatkan barang yang dimiliki, mulai dari botol bekas, kardus, bambu, triplek dan segala macam barang bekas.

“Kan hanya setahun sekali Mas. Ini lampunya total habis 40 buah. Jarak 5 meter perlengkungan sepanjang 170 meter. Sampai lembur-lembur. Kami sangat bangga dengan warga kami. Semoga semangat kerukunan ini terus terjaga, amin,” tukasnya.

Ketua Panitia Kegiatan sekaligus Koordinator Karang Taruna Desa Ngandul, Woli Andre Prasetyo mengatakan lomba K3L itu memang puncak dari semua kegiatan lomba yang digelar di Ngandul dalam rangka memeriahkan HUT RI.

Pihaknya juga mengapresiasi antusiasme tinggi warga di tiap RT yang memoles wajah kampungnya dengan berbagai cara.

“Kami salut. Semua RT guyub rukun menghisasi wilayahnya dengan berbagai pernak pernik dan membersihkan kampungnya. Karena ini memang adu gengsi antar RT sehingga warga mengerahkan segala potensinya. Kreasinya juga hebat-hebat,” paparnya. Wardoyo

 

 

Exit mobile version