Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Bupati-Wabup Absen, Ribuan Umat Muslim Sragen Padati Jalan Raya Tunaikan Salat Idul Adha. Khatib Ajak Umat Sembelih Kurban dan Buang Sifat Sombong! 

Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Ribuan umat muslim di Kabupaten Sragen, Minggu (11/8/2019) pagi memadati sekitar Jalan Raya Sukowati Alun – Alun Sasono Langen Putro Sragen. Mereka melaksanakan salat Idul Adha 1440 H bersama jajaran Forkopimda Sragen.

Kehadiran masyarakat yang datang bersama keluarganya itu sudah mulai terlihat sejak 1 jam sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha digelar. Suara takbir terdengar menggema mengiringi kedatangan jemaah hingga dimulainya sholat Idul Adha.

Salat Ied pagi tadi, Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan, Wakil Kepala Pengadilan Agama Sragen yang juga bertindak sebagai Imam Sholat Ied Drs. Muhdi Kholil Masduki, Kepala Baznas Sragen sekaligus pengisi khutbah Drs KH Mahmudi, dan para Asisten, jajaran OPD, TNI – POLRI hingga masyarakat umum.

Bupati dan Wabup kali ini absen lantaram tengah menunaikan ibadah haji di tanah suci. Dalam tausiyahnya, yang di sampaikan oleh Mahmudi, mengajak umat muslim untuk mengambil contoh kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS.

“Hendaknya kita sebagai orang tua, berupaya kuat membentuk anak yang sholeh, pribadi anak yang agamis, berbakti kepada orang tua, terhadap Allah dan RosuI-Nya,” ujar Mahmudi dalam tausiyahnya.

Selanjutnya ia juga menyampaikan dengan menyembelih hewan qurban berarti kita juga buang sifat serakah, sombong, dan nafsu hewaniyah harus dikendalikan.

“Qurban yang diperintahkan kepada kita cukup dengan binatang ternak, bukan nyawa, karena Allah tahu, kita tidak akan mampu menjalankannya, maka cukup memotong 2,5 % harta kita untuk zakat, memotong sedikit waktu untuk sholat, menunda waktu makan untuk berpuasa,” terangnya.

Idul adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, karena saat ini bersamaan dengan kaum muslim menunaikan Ibadah haji sedang melaksanakan rukun utama, yaitu wukuf di Arafah.

“Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang disebut pakaian Ihram, melambangkan persamaan akidah, persamaan derajad dan persamaan pandangan hidup, memiliki tatanan nilai persamaan dalam segala segi kehidupan,” jelas Mahmudi.

Tidak bisa dibedakan antara mereka yang kaya dan yang miskin, yang pejabat dan yang rakyat, semuanya merasa sederajat. Wardoyo

Exit mobile version