Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Fenomena Semburan Api di Tanon Sragen, Dinas Lingkungan Hidup Langsung Lapor ESDM Provinsi. Tim ESDM Bakal Terjun Cek Lokasi 

Ichwan Yulianto. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Fenomena alam munculnya semburan api dari lubang bekas sumur bor di Dusun Banyurip, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, langsung dilaporkan ke ESDM Provinsi Jateng.

Sore ini, tim dari ESDM Provinsi Jateng dikabarkan bakal merapat untuk meninjau lokasi semburan api di lahan tegalan milik Wignyo Dikromo (70) alias Mbah Rebo, warga RT 016, Dusun Banyurip, Kelurahan Kalikobok, Kecamatan Tanon itu.

Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen menyatakan sudah melaporkan kejadian itu ke ESDM Provinsi Jateng, sejak fenomena itu mencuat Minggu (18/8/2019) malam.

“Begitu muncul semalam, tadi malam kami langsung laporkan ke ESDM Provinsi Jateng. Kami menunggu tim dari ESDM yang akan mengecek ke lokasi,” papar Kabid Pengendalian Lingkungan Hidup, DLH Sragen, Ichwan Yulianto kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (19/8/2019).

Mengenai kapan tim bakal terjun mengecek, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut. Pihaknya juga belum bisa berkomentar perihal kejadian itu.

Termasuk apakah semburan api berbahaya atau tidak, Ichwan menyebut hal itu menjadi kewenangan tim ESDM.

Pun dengan penyebab munculnya semburan api, nantinya biar dicek oleh tim ESDM.

“Nanti biar tim ESDM yang menjelaskan,” tandasnya.

Sementara menurut keterangan Rebo, pemilik lahan, semburan api tersebut keluar dari lubang bekas sumur pantek pada Minggu (18/8/2019) sekitar pukul 19.00 WIB. Sampai saat ini api masih menyala.

“Api muncul kemarin jam 19.00 WIB tadi malam,” kata Mbah Rebo ditemui di Desa Bonagung, Tanon, Sragen, Senin (19/8/2019).

Mbah Rebo menceritakan sumur itu sempat digali sekitar dua tahun lalu di ladang miliknya seluas 4.000 meter persegi untuk kebutuhan pengairan. Sebab, setiap musim kemarau dirinya kesulitan untuk mengairi ladangnya.

Mbah Rebo mengatakan setelah mencapai 50 meter kedalamannya, namun sumur pantek itu tidak mengeluarkan sumber air alias kering. Kemudian lubang sumur ditutup kembali menggunakan tanah.

“Saya tak mengira kalau lubang bekas sumur pantek itu akan mengeluarkan api,”  urainya.

Sebelum api itu muncul, Mbah Rebo merasakan aneh dengan lubang bekas sumur pantek yang ditutupnya itu.

Dirinya selalu merasakan panas jika istirahat di dekat lubang sumur pantek seusai membersihkan ladangnya. Tetapi rasa panas itu tidak pernah dia hiraukan.

“Kemarin (Minggu) saya ke ladang. Saya istirahat di situ kok panasnya semakin terasa (besar). Jam 7 malam lubang bekas sumur dibuka lima orang warga terus keluar api,” tandas dia.

Sutiyo (60), warga yang ikut membongkar sumur menuturkan, Mbah Rebo sempat curiga karena ada hawa panas dari lokasi itu selama beberapa hari.

Kemudian ia dan beberapa temannya, berinisiatif membongkar bekas sumur. Ia pun terkejut saat mendadak dari lubang muncul semburan api.

“Waktu kita bongkar, kayak ada bara ketutupan batu. Waktu kita lepas keluar api. Nggak ada baunya, gas juga nggak ada. Kaget juga sih, kok tanah kependem bisa keluar api,” tutur Sutiyo.

Keluarnya api dari lubang bekas sumur pantek menjadi tontonan warga sekitar. Warga yang penasaran berbondong-bondong mendatangi lokasi tersebut.

Karena banyak warga yang berdatangan untuk melihat, di sekitar munculnya titik api dipagari menggunakan bambu dan garis polisi agar warga tidak terlalu dekat saat melihat.

Hingga siang ini, lokasi semburan api masih terus menyala dan menjadi tontotan warga. Bahkan lokasi itu mirip kawasan wisata dadakan. Wardoyo

 

Exit mobile version