JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Gerindra Cuekin Pengunduran Diri Bupati Sragen. Sebut Sudah Biasa Dikhianati dan Dibohongi! 

Sriyanto Saputro (kiri) dan Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kanan). Foto kolase/Wardoyo
   
Sriyanto Saputro (kiri) dan Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kanan). Foto kolase/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pengunduran diri Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati sebagai kader Gerindra, mendapat respon dingin dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jateng. Sekjen DPD Gerindra Jateng, Sriyanto Saputro menegaskan Gerindra tidak akan merespon surat pengunduran yang diajukan oleh Yuni.

Penegasan itu disampaikan oleh Sriyanto saat dihubungi JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (26/8/2019). Ia mengatakan bahwa mundur dari partai adalah hak setiap orang atau kader dan tidak perlu direspon atau dijawab dengan tertulis.

Termasuk terhadap pengunduran diri Bupati Sragen, menurutnya juga tidak perlu direspon oleh partainya.

“Dulu kita juga tidak maksa dia (Yuni) untuk gabung ke Gerindra. Jadi tidak perlu direspon kalau dia mau mundur,” paparnya.

Sriyanto mengungkapkan Yuni bergabung ke Gerindra tahun 2016 ketika membutuhkan rekomendasi untuk mencalonkan bupati di Pilkada Sragen 2016.

Baca Juga :  Geger Mobil Baru Langsung Rusak Usai Isi Dexlite di Sragen, SPBU Jetak Minta Maaf dan Pastikan Bukan Abal-abal, Melainkan...

Berkat rekomendasi Gerindra, Yuni diusung bersama PKS dan akhirnya memenangi Pilkada Sragen 2016. Sriyanto menyebut pengunduran diri Yuni tidak disikapi berlebihan oleh Gerindra.

Partainya tidak menyesalkan, menangisi atau meratapi bakal ditinggal Yuni. Karena bagi Gerindra hal itu sudah biasa dialami ketika ada kader mendekat dan ketika sudah besar ingin hengkang.

“Bagi Gerindra dan Pak Prabowo, dikhianati, dibohongi itu sudah biasa. Dulu kalau Gerindra tidak merekomendasi orang yang bernama Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mungkin dia juga nggak akan bisa terpilih jadi Bupati. Tapi nggak apa-apa, kami menghargai sikap politiknya. Di internal Gerindra pun sama sekali tidak goncang. Kita selow saja Mas,” urainya.

Lebih lanjut, Sriyanto memandang pengunduran diri Yuni sebenarnya tak hanya sekadar karena beda sikap di Pemilu 2019. Menurutnya gelagat itu sudah dirasakan ketika di Pilgub Jateng 2018 yang dinilai juga tak membantu.

Baca Juga :  ASN Sragen Mendapatkan Layanan Penukaran Uang Baru dari Bank Indonesia Solo

“Di Pileg kemarin pun, kami juga berjuang sendiri dan Alhamdulillah juga bisa menang. Itulah Gerindra, kami memang tidak pernah menekan kepala daerah kami untuk intervensi camat sampai lurah demi kepentingan politik. Bupatu Kendal, Walikota Salatiga, Gubernur DKI Anies Baswedan, nggak pernah kita tekan untuk membantu partai. Gerindra itu ketika ada kadernya jadi kepala daerah, ya biar fokus ngurusi rakyat,” tegasnya.

Apakah Gerindra sakit hati merasa ditinggal atau hanya jadi pelampiasan dan dibutuhkan ketika dalam kesulitan?

“Biar masyarakat yang menilai saja Mas,” pungkas Sriyanto. Wardoyo

 

 

 

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com