SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pengemis lanjut usia bernama Mbah Cipto Wiyono Sukijo (75), yang sempat menggegerkan publik karena punya tabungan dan uang puluhan juta akhirnya dijemput keluarganya.
Momen haru pun tercipta ketika kakek asal Dukuh Sundoasri RT 19, Banaran, Sambungmacan itu didatangi sang istri dan putranya yang sudah 20 tahun terpisah.
Menurut cerita warga dan kerabat, mereka terpisah karena tabiat keras Mbah Cipto yang tak pernah mau menerima masukan keluarga dan memilih menjalani apapun sesukanya sendiri.
Pertemuan pasangan kakek nenek itu tak pelak menghadirkan keharuan tersendiri. Sang istri yang juga sudah berusia 70 tahun, tampak menitikkan air mata dan kemudian memeluk erat Mbah Cipto. Mbah Cipto pun menyambut dengan memeluk erat sembari menitikkan air mata pula.
Di hadapan para petugas Dinas Sosial yang datang ke Rumah Singgah Dinsos, pasangan kakek nenek itu kemudian larut dalam tangisan haru. Semua yang melihat pun ikut trenyuh.
Ada Sekdin Dinas Sosial, Sumarsih, Kabid Rehabilitasi Sosial Hutomo Ramelan dan Kasie Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Ine Marliah yang pagi tadi mendampingi pertemuan Mbah Cipto bersama keluarga.
Mbah Cipto yang selama ini dikenal berwatak keras dan sering mengamuk, hingga memisahkan dengan anak istrinya selama 20 tahun, akhirnya luluh juga.
“Mengharukan tadi. Kerasnya hati Mbah Cipto ternyata bisa luluh juga dengan kejadian ini. Selama ini Mbah Cipto bilang sebenarnya rindu Mbah Putri (istrinya) yang selama ini sering dia pukuli kalau ada yang tidak berkenan di hatinya. Alhamdulillah, Allah sudah membuka hati Mbah Cipto dan mempertemukan kembali dengan keluarga,” ujar Ine Marliah yang tak kuasa menahan haru menyaksikan pertemuan itu.
Kabid Resos Dinsos, Hutomo Ramelan menuturkan dari penelusuran dan keterangan keluarga, jauh sebelumnya Mbah Cipto sebenarnya hidup harmonis dengan ekonomi cukup berada di Banaran, Sambungmacan, Sragen.
Anak mereka ada yang tinggal di Jenar dan lainnya di Bekasi. Semuanya juga sukses dan punya ekonomi mapan.
“Sebelum kemudian cobaan menimpa.Mbah Cipto ketika usahanya bangkrut. Lalu depresi dan psikisnya agak terguncang. Dia sering mengamuk dan memukuli istrinya kalau nggak berkenan. Bahkan sempat mengusir pula. Akhirnya istrinya dijemput oleh anaknya ke Bekasi. Mbah Cipto sendirian di Sambungmacan dan kemudian berkeliling meminta-minta,” terang Hutomo.
Ia menguraikan setelah bertemu putra dan istrinya, Mbak Cipto akhirnya mau diajak pulang ke Bekasi untuk tinggal bersama putranya.
Semua uang, deposito dan barang yang sempat diamankan di rumah singgah, kemudian diserahkan kembali kepada Mbah Cipto dan putranya.
Cerita Mbah Cipto terungkap ketika dia diamankan tim patroli Satpol PP saat meminta-minta di sekitar Bangjo Radio Umum Cantel, Sragen Kota.
Kakek itu diamankan dengan barang bawaan sebuah tas lusuh dan tongkat berklontong yang dijadikan senjatanya.
Mbah Cipto dinilai meresahkan lantaran kalau minta uang tak dikasih, langsung memukul pakai tongkat saktinya itu.
Saat dibawa ke Rumah Singgah Dinsos, digeledah dan diperiksa bersama oleh tim, semua terbelalak. Di tas lusuh milik Mbah Cipto, tenyata isinya uang lembaran yang sudah dilak-lak namun dibungkus 16 plastik sehingga terlihat lusuh.
Setelah dihitung, total uang tunainya mencapai Rp 12.419.000. Tak cukup sampai di situ, petugas makin kaget setelah mengecek sebuah plastik lusuh yang di dalamnya berisi surat deposito dari BNI atas nama Mbah Cipto dengan nominal Rp 25 juta dengan tempo tertera 24 Agustus 2018.
Kemudian ada sebuah buku rekening juga atas nama Mbah Cipto dengan saldo Rp 15 juta namun terlihat tanda penarikan dan saldo tersisa tinggal Rp 22.000. Wardoyo