JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Bau Menyengat di Kecamatan Selogiri dan Wonogiri, Bupati Joko Sutopo Ultimatum PT RUM Sukoharjo

Demo menuntut penutupan PT. RUM di Sukoharjo, beberapa waktu lalu. JSNews/Aris Arianto
   
Demo menuntut penutupan PT. RUM di Sukoharjo, beberapa waktu lalu. JSNews/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM  Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek memberikan waktu kepada PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo untuk mengambil langkah terukur dan konstruktif terkait permasalahan menyengat berlarut-larut.

Hal itu diungkapkan saat digelar audiensi antara tokoh masyarakat dan perusahaan pengolahan serat rayon terbesar di Sukoharjo itu di Ruang Kahyangan komplek Setda Kabupaten Wonogiri, Rabu (23/10/2019).

“Kami beri waktu dua tiga hari kepada PT RUM untuk memberikan jawaban kepastian atas perbaikan instalasi pengolahan limbahnya yang akan dilakukan. Kalau sampai batas waktu itu tidak ada perubahan, ya berarti PT RUM tidak menghormati Pemkab Wonogiri, tidak menghormati upaya kami yang mencoba sudah memfasilitasi mediasi agar tidak terjadi satu kondisi yang tidak diharapkan,” tegas Bupati Joko Sutopo.

Baca Juga :  Kenapa Harus Piknik ke Objek Wisata Air di Wonogiri? Listnya Pantai Klothok Nampu hingga Waduk Gajah Mungkur

Menurut dia, dalam audiensi yang digelar di Ruang Kahyangan tersebut, belum memuaskan masyarakat dan juga pemerintah. Bupati menyatakan, persoalan yang harus segera terselesaikan berkaitan dengan proses produksi PT RUM yang ternyata menimbulkan dampak penurunan kualitas udara di wilayah Selogiri dan sekitarnya, dalam tenggang waktu dua sampai tiga hari sudah ada informasi final.

Camatan Selogiri, Sigit Purwanto mengatakan, wilayahnya terpapar pencemaran udara yang diduga berasal dari limbah PT RUM paling menonjol. Hal demikian menurut Camat, sudah terjadi hampir 1,5 tahun. Warga meyakini limbah cair PT RUM juga dibuang ke sungai.

Baca Juga :  Cara Membedakan Jalan Nasional Provinsi dan Kabupaten, Cukup Lihat Warnanya Saja

Sementara, General Meneger PT RUM Haryo Ngadiyono menyatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan konsultasi atas kendala yang ada saat ini. Dia menyebut, secara teknis limbah yang dihasilkan dari produksi pabriknya masih di bawah ambang baku mutu.

Menurut dia ada kerusakan pada salah satu blower penyedot gas kimia sisa produksi. Sehingga gas yang tidak dapat tersedot mesin, menguap lalu terbawa angin hingga sampai di Wonogiri. Aria

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com