JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Fenomena Udara Buruk Kemarau Panjang, DLH Semarang Pasang 16 Alat Pengontrol Indeks Kualitas Udara

Ilustrasi siswa pakai masker . Foto/Tempo
   
Ilustrasi siswa pakai masker cegah asap. Foto/Tempo

UNGARAN, JOGLOSEMARNEWS.COM -Musim kemarau berkepanjangan saat ini ternyata menyebabkan udara panas dan kering. Menyikapi fenomena itu, DLH Semarang akan memadang 16 alat pengontrol indeks kualitas udara.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang Nurhadi Subroto, mengatakan kualitas udara di musim kemarau saat ini cenderung mengalami penurunan, namun itu tidak terjadi di semua wilayah di Kabupaten Semarang.

“Wilayah di Kabupaten Semarang sangat luas, kualitas udara tidak bisa disamakan. Seperti udara di kawasan pabrik tentu kualitasnya sangat jauh berbeda dengan kawasan di pegunungan. Kami terus melakukan pemantauan kualitas udara agar tidak membahayakan masyarakat,” ujar Nuhadi kepada wartawan di kantornya, Rabu (16/10/2019).

Baca Juga :  Lakukan Balapan Liar di Ungaran, Puluhan Pemuda Dihukum Menuntun Motor Mereka ke Polres Semarang

Menurutnya, sejauh ini belum terdeteksi kawasan yang memiliki kualitas udara membayakan bagi warga sekitar. Semua kawasan terdeteksi bagus dan layak.

Mendeteksi tingkat ambang batas, pihaknya telah memasang 16 alat pengontrol indeks kualitas lingkungan hidup yang tersebar di berbagai wilayah. Dari alat tersebut diketahui  secara umum kualitas udara masih bagus.

“Ada beberapa kawasan yang kualitas udaranya kurang baik yakni di kawasan industri di Kecamatan Bawen dan Pringapus. Selain itu kawasan terminal Bawen dan tol,” jelasnya.

Kawasan tersebut disebutkan Nurhadi tingkat polusinya lebih besar dibanding daerah lain. Meski demikian terpantau masih aman untuk lingkungan hidup.

Baca Juga :  Dampak Banjir Kudus, 141 Warga Masih Tinggal di Posko Pengungsian Sepekan Ini

“Kawasan Pringapus dan Bawen memang kawasan industri, beban udaranya berat. Tapi kita bersyukur udara di kedua daerah tersebut tetap masuk kategori ambang udara baik dan layak,” tandasnya.

Upaya meningkatkan kualitas udara lebih baik, menurut Nurhadi tidak hanya tugas pemerintah namun juga pengelola industri dan masyarakat. Peran serta mereka dibutuhkan untuk bersama-sama menjaga lingkungan hidup berkualitas baik.

“Tanam dan rawat pohon agar udara di sekitar kita bagus sekaligus berfungsi menyimpan air tanah. Mengelola limbah ternak dengan memanfaatkan biogas. Bagi industri yang mengeluarkan asap kita wajibkan memasang sprinkle,” imbaunya. JSnews

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com