JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Geger Pengibaran Bendera Identik HTI di SMKN 2 Sragen, Pihak Sekolah Tampik Tudingan Terpapar Radikalisme. Kadisdik Provinsi Jateng Tunggu BAP Lengkap! 

Sejumlah siswi tampak berpose dengan membentangkan bendera HTI dan bendera Palestina. Foto/Istimewa
   
Sejumlah siswi tampak berpose dengan membentangkan bendera HTI dan bendera Palestina. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus pengibaran bendera identik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di kegiatan ekskul SMKN 2 Sragen membuat pihak sekolah terpaksa angkat bicara.

Mereka menampik jika insiden tersebut mengindikasikan para siswa telah terpapar radikalisme.

Sebaliknya, pihak sekolah menyebut bahwa hal itu terjadi lantaran ketidaktahuan siswa bahwa bendera tersebut merupakan larangan.

“Jadi bendera itu dipinjam oleh salah satu siswa dari teman sekampungnya. Ceritanya, anak itu mengisi TPA di kampungnya, kemudian kembali lagi ke sekolah untuk mengikuti kegiatan Rohis. Nah, saat ke sekolah itu dia sempat pinjam bendera itu, kemudian dipakai foto-foto,” ujar Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMK Negeri 2 Sragen, Setyanjadi, kepada wartawan dua hari lalu seusai pembinaan oleh Forkompida.

Menurutnya, para siswa sama sekali tidak mengetahui tindakan mereka menjadi polemik.

Baca Juga :  Sriyanto Saputro Kumpulkan Kader dan Relawan di Sragen Menangkan Sudaryono Sebagai Gubernur Jawa Tengah Selanjutnya "Ini Sudah Perintah Langsung dari Pak Prabowo Subianto"

Dari pengakuan para siswa yang ada di foto, tahunya mereka bahwa itu adalah bendera tauhid.

“Kemarin saya tanya mereka jelaskan bendera tauhid itu ada dua, yang latarnya putih dan hitam. Soal HTI malah anak- anak tidak paham HTI itu apa,” jelasnya.

Terkait ada satu pembimbing yang tampak ikut berfoto bersama para siswa, Setyanjadi mengakui orang tersebut adalah dari pihak sekolah. Yang bersangkutan adalah Pak Wera yang notabene adalah pembina Rohis, resmi dari sekolah.

“Pengakuan beliau memang tahu ada bendera itu usai anak-anak mengajak berfoto. Tapi setelah itu tidak ada tindakan karena memang saat itu ghirahnya adalah pelantikan pengurus baru,” kelas Setyanjadi.

Ia pun berjanji akan lebih berhati-hati melakukan pengawasan terhadap anak didiknya. Pihaknya kembali menegaskan jika di SMKN 2 Sragen sama sekali tidak terpapar radikalisme.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

“Sembilan tahun saya membina para siswa, kami selalu terbuka. Saya kira teman-teman semua sudah paham dalamnya SMKN 2 Sragen,” lanjutnya.

Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menolak keras jika ada atribut ormas apapun dikibarkan di sekolah. Semua pihak harus memahami atas ketidaktahuan tersebut.

“Siapa lagi yang bertanggung jawab terhadap anak-anak kalau bukan kita,” ujar Bupati.

Sementara, Kepala Disdikbud Provinsi Jateng, Jumeri mengatakan masih menunggu BAP kasus itu secara lengkap sebelum memutuskan status kasus itu. Pihaknya juga sudah menerjunkan tim dan membuat laporan ke Gubernur Ganjar Pranowo.

“Tapi nanti statusnya bagaimana, kita tunggu,” tukasnya ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM di Tawangmangu Karanganyar, Jumat (18/10/2019) malam. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com