JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kades-kades Fenomenal Hasil Pilkades Serentak Sragen (3). Suyono, Mantan Tukang Bakso Yang Sukses Tumbangkan Petahana Sarat Penghargaan Dengan Modal Kesahajaan

Suyono, kades terpilih Desa Tangkil didampingi sang istri. Foto/Wardoyo
   
Suyono, kades terpilih Desa Tangkil didampingi sang istri. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pilkades serentak 2019 yang dihelat di 167 desa di Sragen 26 September 2019 lalu bakal menjadi sejarah tersendiri bagi Suyono (51).

Maju dengan latarbelakang orang biasa, warga Dukuh Bulakrejo RT 02/14, Tangkil, Sragen itu secara fenomenal sukses memenangkan Pilkades di Desa Tangkil.

Menariknya, yang ia kalahkan juga bukan kandidat sembarangan. Agus Sriyanto, calon petahana dengan segudang reputasi penghargaan dan keunggulan lainnya.

Namun, rupanya takdir berkata lain. Kesederhanaan Suyono rupanya mampu menjadi senjata untuk meraih simpati warga di desa yang masuk kecamatan Sragen Kota tersebut.

Tak diunggulkan, Suyono di luar dugaan sukses membalikkan semua prediksi dengan memenangi duel head to head itu dengan selisih 259 suara. Hasil akhir satu-satunya Pilkades di Kecamatan Sragen Kota itu mencatat Suyono meraup 1.915 suara, mengungguli Agus yang meraih 1.656 suara.

Saat JOGLOSEMARNEWS.COM menyambangi kediamanya di Dukuh Bulakrejo, RT 2/14 Selasa (8/10/2019), bapak dua putra itu tampil sangat biasa. Tak ada kesan mewah dalam diri suami Mursiti itu.

Didampingi sang istri, Suyono menceritakan kisah perjuangan kerasnya hidup di tengah keluarga petani kecil. Kisah perjuangannya diawali setelah lulus SMK tahun 1990.

Kondisi ekonomi orangtuanya yang hanya petani, memaksanya untuk memilih bekerja selepas SMK. Ia memutuskan merantau ke Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.

Di negeri seberang ini, Suyono menjadi penjual bakso keliling. Namun hasil memang tak akan pernah mengkhianati perjuangan.

Semangat besarnya berdagang menuntunnya pada awal kesuksesan. Dari hasil jualan bakso, ia mampu melanjutkan kuliah hingga meraih titel sarjana di Ujung Pandang.

“Jadi pagi jualan bakso, sorenya baru kuliah. Kalau nggak gitu, nggak mungkin saya bisa kuliah, karena orangtua saya cuma petani utun,” ujar Suyono.

Baca Juga :  Bioskop legendaris Garuda Theatre Sragen: Kenangan Manis Masa Lalu

Setelah lulus kuliah dan sedikit tabungan, tahun 1997, Pak Yono- sapaan akrabnya- memutuskan pulang kampung ke Tangkil.

Dua tahun melepas kerinduan di kampung halaman, semangat besarnya untuk merubah keadaan kembali muncul. Suyono kemudian memutuskan menjadi TKI dan berangkat ke Taiwan. Empat tahun merasakan bekerja di Taiwan, ia kemudian pulang.

Tak puas di Taiwan, sekitar 2004 ia kembali melanjutkan perjuangannya.meretas ekonomi dengan menjadi TKI di Korea Selatan sampai 2012.

“Setelah pulang, saya langsung menikah dan mulai merintis usaha kecil-kecilan di rumah. Awalnya buka depot pasir, lalu saya tambah material ya batu bata dan lainnya. Sampai sekarang,” tuturnya.Sikap dermawan dan kesahajaan Suyono membuatnya dipercaya mengemban amanah jadi Ketua Karang Taruna di Desa Tangkil, Karang Taruna di kampungnya hingga jabatan Ketua RT.

Soal Pilkades, Suyono mengaku sejak awal sama sekali tak terlintas di benaknya bakal maju ke Pilkades. Sebab ia menyadari, melawan petahana dengan predikat mentereng dan sarat prestasi, bukan sesuatu yang mudah.

“Yang jelas kendala finansial. Makanya awalnya sama sekali nggak ada di benak, bakal nyalon. Tapi dalam perjalanan, ternyata dorongan teman-teman karang taruna se-kelurahan dan tokoh-tokoh serta warga, makin kuat. Sebetulnya berat, Pak Agus titelnya saja S2, petahana dengan banyak prestasi,” tuturnya.

Dorongan kuat dari berbagai elemen itulah yang menggerakkannya akhirnya memutuskan maju ke Pilkades Tangkil. Suyono hanya yakin bahwa tuhan maha adil dan segala sesuatu tak ada yang mustahil.

Meski sejak awal diasorke dan dipandang sebelah mata, ia dan warga tak parah arang.

Baca Juga :  Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa Pilang Masaran Sragen Tolak Pembangunan Tower, Warga: Ini Masalah Kesehatan Kami

“Tokoh-tokoh karang taruna dan warga selalu saya mintai pertimbangan. Satu bulan non stop siang malam saya juga door to door minta pangestu ke semua warga. Alhamdulillah dapat sambutan hangat dari warga. Gak ada warga yg menolak. Bahkan yang buat saya makin semangat, tiap saya keliling, banyak warga yang ikut ndampingi mengantar minta doa restu ke warga,” urai Yono.

Suyono dan manajernya, Edi Susilo Wibowo. Foto/Wardoyo

Bahkan pada saat hari pemungutan suara Kamis (26/9/2019), Suyono berangkat ke TPS dengan diiringi sekitar 500an warga di lingkungannya. Dari situlah, ia yakin bahwa kemenangan itu bisa diraihnya.

“Bersyukur pasti. Tapi kemenangan ini bukan kemenangan saya tapi kemenangan semua masyarakat Desa Tangkil. Insyaallah ke depan, kami akan berjuang bersama warga, semua elemen, lembaga desa dan tokoh masyarakat untuk membangun Tangkil lebih maju lagi. Seperti harapan warga dan visi misi saya, kami akan menjalankan pemerintahan dan pembangunan secara transparan, terbuka. Tangkil harus ada pembaruan, salah satunya nanti memberdayakan semua lembaga desa sesuai dengan tupoksinya,” terangnya.

Siap Mambangun Bersama

Selain kebersamaan, dirinya juga siap berkoordinasi dengan jenjang atas untuk menggaet dana voucher atau dana aspirasi dari jalur legislatif.

Ia juga siap merangkul rivalnya dan semua warga untuk kembali guyub rukun bersatu membangun desa.

Sementara, manajer Suyono saat Pilkades, Edi Susilo Wibowo mengatakan bahwa kemenangan itu merupakan kemenangan warga Tangkil. Selesai Pilkades, ia berharap kepada semua relawan dan elemen masyarakat segera kembali guyub rukun.

“Tangkil ke depan masih panjang. Kalau kemarin ada 01, 02 sekarang semua harus bersatu bareng-bareng memajukan Desa Tangkil,” tandasnya. Wardoyo

 

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com