Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Mulai Kesulitan Air Bersih untuk Bantuan

Suaka Margasatwa Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta / tempo.co

GUJUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM  –
Kemarau panjang benar-benar dirasakan dampaknya bagi masyarakat di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY.

Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten setempat sampai kekurangan air bersih untuk didistribusikan kepada warga terdampak kekeringan karena sumber air mulai kering.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Minggu (6/10/2019) mengatakan, debit air di sejumlah sumber mulai berkurang sehingga pengisian tangki harus mengantre lama sebelum disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan.

“Berdasarkan informasi dari sopir pengangkut air mengatakan bahwa sejumlah sumber sudah mulai berkurang debitnya, sehingga truk tangki harus mengantre lama untuk mengisi air. Dampak musim kemarau ini sangat terasa sekali dengan mengeringnya sumber mata air,” katanya.

Ia memastikan target penyaluran tidak berubah setiap harinya. Hanya saja, dikarenakan waktu pengambilan harus melalui antrean panjang maka operasional tangki pengangkut air menjadi lama. Saat awal kemarau, operasional dimulai 08.00-16.00 WIB, namun untuk saat ini, pengoperasian lebih awal dan pulangnya lebih lama.

“Sekarang operasional mulai 07.00 WIB hingga19.00 WIB. Kami harus menyesuaikan antrean distribusi air dan permintaan warga,” katanya.

Selama ini, BPBD Gunungkidul memanfaatkan tiga sumber air, yakni dua sumber di Desa Karangmojo, Kecamatan Karangmojo dan Ngembel di Desa Karangtengah, Wonosari, sedangkan satu sumber di wilayah Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri.

Pihaknya juga mengandalkan sumber-sember lain, seperti untuk kebutuhan air di wilayah Patuk dan Gedangsari mengambil sumber di Kecamatan Piyungan, sedangkan wilayah Purwosari memanfaatkan sumber air di kawasan Parangtritis.

“PDAM Gunung Kidul juga sudah memperbanyak jaringan rumah tangga. Pemkab juga membangun pamsimas dengan memanfaatkan sumber mata air di sekitar warga, namun tidak mencukupi,” katanya.

Saat ini, jumlah warga terdampak kekeringan mencapai 135.000 jiwa yang tersebar di 14 kecamatan. Meski demikian, hingga sekarang pemkab belum menetapkan status darurat kekeringan.

“Statusnya belum meningkat karena masih memiliki stok bantuan. Diperkirakan hujan di wilayah Gunungkidul akan terjadi pada November mendatang,” katanya.

Salah seorang warga Dusun Condong, Reti, mengatakan masyarakat Dusun Condong, Desa Botodayakan, Kecamatan Rongkop memanfaatkan jaringan PDAM yang bocor.

Selain itu, kata dia, masyarakat mengandalkan bantuan dari pemerintah. “Bocoran ini sudah kami manfaatkan sekitar tiga bulan,” kata dia.

Exit mobile version