JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Viral Bendera HTI di SMKN 2 Sragen, Bupati Mengaku Langsung Ditelepon Gubernur. Sebut Jika Ada Guru Terbukti Beri Pemahaman Salah, Pecat! 

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat bersama Kapolres, Wabup dan MUI memberikan pembinaan kepada siswa SMKN 2 Sragen, Jumat (18/10/2019). Foto/Wardoyo
   
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat bersama Kapolres, Wabup dan MUI memberikan pembinaan kepada siswa SMKN 2 Sragen, Jumat (18/10/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Kasus pengibaran bendera identik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di SMKN 2 Sragen membuat Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati ikut prihatin. Pasalnya bupati mengaku langsung ditelepon Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo seketika begitu kasus bendera identik HTI meledak di media sosial beberapa hari lalu.

“Kenapa hari ini kami di sini. Karena kalian jadi trending topic. Pro kontra di media sosial. Semua sedang membahas SMKN 2 Sragen. Bupati langsung ditelepun Gubernur. Ditelepon Bu Bupati, Sragen ada apa?” papar Bupati saat memberikan pembinaan di hadapan siswa SMKN 2 Sragen, Jumat (18/10/2019) pagi.

Baca Juga :  Media Sragen Terkini (MST HONGKONG), Grup Pertama yang Terdaftar di Kemenkumham dan Memiliki Anggota Terbanyak di Kota Sragen

Saat kali pertama ditelepon Gubernur, bupati mengaku menjawab bahwa Sragen aman, sejahtera dan kondusif.

Ia kemudian menyampaikan beredarnya foto-foto siswa SMKN 2 Sragen memang menimbulkan polemik. Ia sangat berharap SMKN 2 Sragen terkenal karena berita yang bagus.

“Saya yakin tidak ada anak-anak Sragen yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Saya yakin itu,” tuturnya.

Bupati juga meminta kepada bapak dan ibu guru untuk memastikan agar pihak yang memberikan sesuatu kepada siswa adalah yang memahami bangsa ini.

“Pak guru mana, siap tidak?,” seru Bupati yang kemudian dijawab serempak dengan kata siap.

Baca Juga :  Hujan Deras 4 Jam Sore Tadi, Rumah Warga Desa Jati, Sumberlawang dan Tanon Sragen Terendam Banjir

Ia menyampaikan jika ada orang luar yang memberi hal-hal yang tidak baik ke anak-anak, harus berani menolak. Termasuk jika ada ajakan untuk demo.

“Kalau ada wong njobo memberikan hal yang menyimpang, membuat disintegrasi dan antipancasila, keluarkan!” tegas Bupati.

Ia juga mengaku saat ditelepon gubernur, diminta mencari guru-guru yang benar-benar memberi pemahaman baik. Jika memang ada guru yang terbukti memberikan pemahaman yang salah memang harus diberi sanksi tegas.

“Pecat, pecat benar. Nggak ada urusan,” tegasnya. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com