Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Aula SMKN 1 Miri Sragen Yang Ambruk Tersapu Angin dan Lukai 23 Korban Ternyata Baru 4 Tahun Dibangun. Satu Guru Dilaporkan Ikut Tertimpa Reruntuhan 

Sejumlah guru SMKn 1 Miri hanya terpana melihat bangunan aula yang hancur rata tanah diterjang puting beliung, Rabu (20/11/2019) siang. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pihak SMK Negeri 1 Miri menyatakan bangunan aula terbuka yang roboh diterjang puting beliung, Rabu (20/11/2019) hingga melukai 23 orang, termasuk bangunan baru.

Gedung aula berbentuk limasan berukuran 12 x 24 meter yang hancur itu dibangun tahun 2015.

Pihak sekolah menduga kencangnya tiupan angin menjadi faktor utama robohnya bangunan. Dalam insiden itu, ada 22 siswa dan 1 guru yang tertimpa reruntuhan.

“Dibangun tahun 2015. Ini termasuk (bangunan) baru. Anginnya kencang sekali sehingga bangunan roboh,” ujar Kepala SMKN 1 Miri, Sarno, kepada wartawan di lokasi, Rabu (20/11/2019).

Ia menuturkan saat kejadian, siswa kelas X dan XI jurusan teknik pengelasan, sedang menggelar praktik di luar ruangan.

Ketika hujan tiba-tiba turun sekitar pukul 15.00 WIB, spontan para siswa berlarian untuk berteduh di aula. Ia menyebut ada satu guru yang ikut jadi korban yakni Pak Manto, guru teknik pengelasan.

“Gurunya sempat menghalau anak-anak untuk mencari lokasi yang lebih aman karena anginnya sangat kencang. Namun tak lama kemudian bangunan sudah roboh. Pak Manto, guru teknik pengelasan juga sempat terkena reruntuhan tapi bisa bangun dan menolong anak-anak,” ujarnya.

Usai roboh, para siswa yang tertimbun langsung ditolong oleh guru dan siswa lain. Korban luka segera dilarikan ke rumah sakit.

“Dari data yang kami peroleh ada 22 siswa, tapi tadi ada perkembangan tinggal 17 yang masih dirawat di beberapa rumah sakit di antaranya RS YAKSI Gemolong, RS Assalam Gemolong, RSUD Sragen, RS Karima Utama Kartosuro,” urainya.

Pemkab Sragen melansir jumlah korban akibat ambruknya aula SMKN 1 Miri Sragen, Rabu (20/11/2019) siang bertambah menjadi 23 orang.

Namun data yang masuk hingga petang ini, tidak ada korban meninggal. Jumlah itu mengalami peningkatan dari data awal pukul 15.00 WIB yang mencatat baru ada 19 korban.

“Dari laporan yang kami terima, ada 23 siswa yang mengalami luka akibat kejadian ambruknya aula di SMKN 1 Miri. Tapi semua sudah tertangani dan rata-rata hanya luka. Yang terparah patah tulang sudah dirujuk ke Solo,” papar Sekda Sragen, Tatag Prabawanto, Rabu (20/11/2019) petang.

Salah satu korban, Bagas Arya Putra (16) siswa kelas X Teknik Pengelasan, menuturkan angin puting beliung menerjang sekitar pukul 14.30 WIB. Didahului hujan deras, kemudian datang angin berkecepatan dahsyat menggoyang aula.

“Tadi kami sedang pelajaran praktik teknik mengelas (PTM). Satu kelas kami ikut semua praktik di lapangan. Kemudian hujan deras dan semua lari berteduh. Setelah itu saya sudah nggak ingat, tahu-tahu saya sudah dibawa ke rumah sakit ini,” paparnya ditemui di RSUD Gemolong, Rabu (20/11/2019) petang.

Siswa asal Ngemplak RT 13, Banaran, Kalijambe, Sragen itu menguraikan seketika ada angin meliuk-liuk menghantam bangunan, ia dan teman-temannya berusaha lari sekencang-kencangnya.

“Saya posisi di mana saya juga nggak ingat. Tahu-tahu sudah bangunan ambruk dan saya nggak sadar,” urainya. Wardoyo

Exit mobile version