SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan guru di Sragen mendapat wejangan berharga dari Dandim Sragen, Letkol Kav Luluk Setyanto, Selasa (19/11/2019). Para guru dari berbagai jenjang sekolah dan wilayah itu diajak untuk kembali menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila serta menolak negara agama maupun khilafah.
Wejangan Dandim itu diungkapkan saat menghadiri Seminar Nasional dengan tema ” Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Kesadaran Wawasan Kebangsan Guru dalam Upaya Meningkatkan Rasa Setia terhadap Pancasila dan NKRI” di Gedung PGRI Sragen.
Acara itu juga dihadiri Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Ketua PGRI Sragen Suwardi dan jajaran Muspida maupun Forkompida lainnya.
Dandim langsung membuka dengan menyampaikan pentingnya kembali menghayati Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI.
“Spirit untuk membangkitkan Indonesia sebagai negara yang damai dengan memiliki karakter rukun, harmonis, toleran dan guyub. Tentunya masyarakat kita harus kembali menanamkan dan mengamalkan ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, paparnya.
Ia kemudian mengajak semua guru dan elemen untuk kembali pada Pancasila. Karena Pancasila adalah rumusan yang paling maksimal yang sudah dirumuskan oleh para pendiri bangsa atau founding fathers.
Dandim juga memaparkan bahwa negara Indonesia didirikan oleh kelompok-kelompok yang berbeda atas suku, agama, ras, keturunan dan kepentingan macam-macam, majemuk sekali.
Ketika Pancasila didirikan maka dengan sendirinya gagasan tentang negara agama, negara khilafah dan seterusnya dengan sendirinya sudah tertolak. “Karena kalau misalnya menjadi negara Islam nanti di sebelahnya juga akan ada negara Kristen, negara Hindu dan negara sebagainya,” tandas Dandim.
Ia menambahkan bahwa Pancasila sudah menjadi kesepakatan. Jika semua elemen betul-betul menghayati kembali Pancasila, maka perdebatan mengenai perbedaan itu tidak akan ada lagi.
“Jadi itu sudah jangan di utak-atik lagi, pancasila itu sudah final, bahwa kita NKRI itu sudah final, kita sudah ada prinsip Bhinneka Tunggal Ika, kita menghormati kemanusiaan yang universal,” pungkasnya. Wardoyo