JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Diprediksi 2 Pekan Habis, Semburan Api di Bonagung Tanon Ternyata Malah Makin Membesar. Sudah 3 Bulan Bertahan, Api Berubah Warna 

Kondisi semburan api di Desa Bonagung, Tanon, Sragen. Foto/Wardoyo
   
Kondisi terkini semburan api di Desa Bonagung, Tanon, Sragen setelah tiga bulan berlalu, Selasa (19/11/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Fenomena semburan api di bekas lubang sumur di lahan Tegalan milik warga Dukuh Banyurip RT 16, Desa Bonagung, Tanon, ternyata tak kunjung padam.

Prediksi dari petugas ESDM Pemprov Jateng yang meyakini api akan segera padam, ternyata meleset. Hingga tiga bulan berlalu, semburan api masih bertahan.

Bahkan volume semburan kini bahkan makin membesar. Menurut salah satu warga yang tinggal di sebelah semburan, Mujiyono (40) warga Dukuh Banyurip RT 16, Kalikobok, Tanon, semburan api masih terus muncul dan bertahan hingga saat ini.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

“Bahkan kelihatannya malah makin besar. Diameter lubangnya masih sama 50 sentimeter, tapi semburannya ini makin besar,” paparnya ditemui di lokasi, Selasa (19/11/2019).

Muji menuturkan saat ini semburan api agak berubah. Jika sebelumnya berwarna kuning kemerahan, sekarang lebih banyak berwarna biru.

Ia menuturkan untuk melindungi sumber api dari kehujanan, warga berinisiatif membuat bangunan dari bambu yang diberi atap.

Sementara, lubang semburan yang sebelumnya dipagari kayu, kini sudah dilepas.

Titik semburan dipasangi batu untuk mempertahankan keasliannya.

“Dulu sempat dikasih corong jadi apinya bisa terlihat tinggi. Tapi beberapa pengunjung memberi masukan agar dilepas saja biar alami. Akhirnya kami lepas dan diberi batu supaya masih alami,” terang Muji.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Meski masih langgeng, akan tetapi arus pengunjung sudah jauh berkurang. Ia menuturkan saat ini pengunjung yang datang hanya tinggal satu dua orang saja.

“Dulu pas awal-awal itu sehari bisa 12 kereta kelinci isi 40 penumpang. Sekarang sudah agak sepi. Tapi masih ada satu dua yang datang baik siang maupun malam,” tandasnya. Wardoyo

.

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com