Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kasus Anggaran Janggal Dibongkar oleh Fraksi PSI, 2 Pejabat Akhirnya Mundur

tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus anggaran janggal dalam rancangan APBD 2020 Jakarta akhirnya berujung mundurnya dua pejabat pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Hal itu sangat disayangkan oleh anggota DPRD Fraksi PSI William Aditya Sarana.

Kedua pejabat terimbas anggaran janggal yang akhirnya dihapus itu adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Sri Mahendra dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Edi Juanedi.

Keduanya mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (31/10/2019) pekan lalu .

“Sangat disayangkan pengunduran dirinya karena sedang dalam proses pembahasan APBD 2020,” kata William melalui pesan singkat, Minggu (3/11/2019).

William berharap gubernur DKI Jakarta segera mencari pengganti mereka agar pembahasan rancangan plafon anggaran 2020 bisa maksimal.

Selain itu, ia berharap pejabat pengganti keduanya bisa beradaptasi cepat dalam proses pembahasan anggaran agar tidak terputus.

“Harus secepatnya mencari pengganti kedua pejabat yang mengundurkan diri tersebut,” ujarnya.

Kedua kepala dinas tersebut mundur di tengah heboh pembahasan anggaran 2020. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI sempat menjadi sorotan karena usulan anggaran senilai Rp 5 miliar untuk influencer luar negeri dalam mempromosikan pariwisata Jakarta. Setelah mencuat ke publik anggaran tersebut telah dihapus.

“Jadi perlu saya luruskan bahwa Rp 5 miliar itu bukan untuk 5 influencer, tapi ada juga kegiatan-kegiatannya,” kata Edi.

Selain anggaran influencer, anggaran janggal lainnya yang ditemukan di rancangan plafon anggaran Rp 82,8 miliar untuk membeli lem aibon di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat, Rp 123 miliar pembelian pulpen di Sudin Pendidikan Jakarta Timur dan banyak lagi anggaran yang dianggap tidak masuk akal lainnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan belum mendapatkan keterangan langsung dari Edi Junaedi yang melepaskan jabatannya sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada Rabu (31/10/2019).

“Beliau (Edi) menyerahkan surat pengunduran diri, tapi belum ketemu dan belum ada informasi lebih jauh (terkait keputusannya mengundurkan diri),” kata Anies di Balai Kota DKI, Kamis (1/11/2019).

Anies mengatakan belum bisa menemui Edi karena saat ini yang bersangkutan tidak berada di Jakarta karena menjenguk ibunya yang sakit.

“Beliau tidak berada di Jakarta karena mengunjungi ibunya yang sedang sakit. Jadi kebetulan saja waktunya bersamaan.”

Sedangkan, Mahendra, kata Anies, telah menyampaikan langsung kepadanya keputusanya mengundurkan diri dari jabatannya.

“Beliau sampaikan bahwa dia (Mahendra) akan aktif di sana dan di sini dia memilih untuk orang lain. Saya bilang putusan itu kami hormati Pak Mahendra,” ujarnya.

Anies Baswedan mengatakan Mahendra bakal menjadi tenaga ahli dalam pendidikan dan pelatihan aparatur sipil negara di Pemprov DKI.

Exit mobile version